Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mengenal Apa Itu HPL dalam Kehamilan dan Perhitungannya

HPL adalah Hari Perkiraan Lahir. Pelajari berbagai jenis perhitungan HPL seperti rumus Naegele, USG, dan metode kalender untuk estimasi kelahiran.

27 Desember 2024 | 14.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
HPL adalah Hari Perkiraan Lahir. Pelajari berbagai jenis perhitungan HPL seperti rumus Naegele, USG, dan metode kalender untuk estimasi kelahiran. Foto: Canva

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - HPL adalah singkatan dari Hari Perkiraan Lahir, yang merujuk pada tanggal yang diperkirakan sebagai waktu kelahiran bayi berdasarkan perhitungan tertentu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengetahui HPL sangat penting untuk memantau perkembangan kehamilan, karena membantu dokter atau bidan dalam merencanakan perawatan dan mempersiapkan kelahiran. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun HPL hanya merupakan perkiraan, informasi ini menjadi acuan penting dalam manajemen kehamilan untuk memastikan ibu dan bayi mendapatkan perawatan yang optimal.

Faktor yang Memengaruhi Perhitungan HPL 

Faktor-faktor yang memengaruhi akurasi HPL adalah berbagai kondisi yang dapat mengubah estimasi tanggal kelahiran berdasarkan perhitungan awal. 

Meskipun HPL biasanya dihitung menggunakan rumus Naegele atau ultrasonografi (USG) di trimester pertama, akurasinya bisa dipengaruhi oleh kondisi tertentu. Berikut adalah beberapa faktor utama yang memengaruhi akurasi HPL:

  • Siklus menstruasi yang tidak teratur.
  • Penggunaan kontrasepsi sebelumnya.
  • Kehamilan setelah keguguran atau melahirkan baru-baru ini.
  • Perbedaan usia kehamilan pada usg.
  • Perbedaan metode perhitungan.
  • Faktor genetik dan kesehatan ibu.
  • Jumlah kehamilan sebelumnya.

Perbedaan HPL dan Perhitungan Tanggal Sebenarnya

Perbedaan antara HPL (Hari Perkiraan Lahir) dan tanggal kelahiran sebenarnya sering kali menjadi kebingungan bagi banyak calon ibu. 

Meskipun HPL dihitung dengan metode yang cukup akurat, seperti rumus Naegele atau dengan bantuan USG pada trimester pertama, hal ini tetap hanya sebuah perkiraan. 

Tanggal kelahiran yang sebenarnya bisa berbeda karena berbagai alasan. Banyak ibu yang melahirkan beberapa hari lebih cepat atau lebih lambat dari tanggal yang diperkirakan. 

Biasanya, bayi lahir dalam rentang dua minggu sebelum atau setelah HPL. Ini berarti, meskipun dokter atau bidan dapat memberi tahu tanggal perkiraan kelahiran, mereka tetap harus memantau kondisi ibu dan bayi dengan lebih cermat karena kelahiran dapat terjadi lebih awal atau lebih lambat dari yang diperkirakan. 

Oleh karena itu, meskipun HPL memberi panduan yang berguna dalam perencanaan, tanggal kelahiran yang sesungguhnya lebih bergantung pada perkembangan alami kehamilan yang tidak selalu sesuai dengan perkiraan.

Jenis-Jenis Perhitungan HPL

1. Rumus Naegele

Rumus Naegele adalah metode perhitungan HPL yang paling umum digunakan. Perhitungan ini dilakukan dengan menambahkan 280 hari (atau 9 bulan 7 hari) pada hari pertama haid terakhir. 

Meskipun metode ini cukup sederhana, akurasinya bisa terpengaruh oleh panjang siklus menstruasi dan ketepatan pencatatan HPHT.

2. Perhitungan Berdasarkan Siklus Menstruasi

Metode ini menyesuaikan perhitungan HPL dengan panjang siklus menstruasi ibu. Jika siklus ibu lebih panjang atau lebih pendek dari 28 hari, perhitungan HPL dapat dimodifikasi dengan menambah atau mengurangi beberapa hari. 

Pendekatan ini lebih tepat digunakan bagi wanita yang memiliki siklus menstruasi teratur dan dapat mengidentifikasi HPHT dengan jelas.

3. Perhitungan Berdasarkan USG (Ultrasonografi)

Penggunaan USG pada trimester pertama dapat memberikan perkiraan HPL yang lebih akurat, terutama pada ibu dengan siklus menstruasi tidak teratur. 

USG mengukur ukuran janin, seperti panjang kepala hingga bokong, untuk menghitung usia kehamilan dan memprediksi tanggal kelahiran. 

Metode ini sering dianggap lebih tepat karena mengukur perkembangan janin secara langsung, bukan hanya berdasarkan HPHT.

4. Perhitungan Berdasarkan Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter atau bidan, seperti pengukuran ukuran rahim atau detak jantung janin, juga dapat memberikan gambaran mengenai HPL. 

Metode ini lebih bersifat estimasi dan biasanya digunakan untuk memverifikasi perkiraan berdasarkan metode lain, terutama jika pemeriksaan USG tidak tersedia. 

Meskipun tidak seakurat USG, pemeriksaan fisik dapat membantu memperkirakan HPL dengan cukup baik dalam kondisi tertentu.

Ketika Kelahiran Melebihi Perhitungan HPL

Ketika kelahiran melebihi perhitungan HPL, atau dikenal sebagai kelahiran postterm, ada beberapa langkah yang harus diambil untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi tetap terjaga. 

Kelahiran postterm umumnya terjadi lebih dari dua minggu setelah HPL, dan ini memerlukan perhatian medis lebih intensif untuk memantau kondisi janin serta mencegah komplikasi. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dilakukan:

  • Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih sering, termasuk USG dan pemantauan detak jantung janin, untuk memastikan janin dalam kondisi baik.
  • Pemeriksaan cairan ketuban akan dilakukan untuk mengevaluasi apakah cukup atau tidak, karena kekurangan cairan ketuban bisa berisiko bagi janin.
  • Jika persalinan tidak dimulai secara alami, induksi persalinan mungkin diperlukan untuk mencegah risiko terkait kelahiran postterm, seperti bayi yang terlalu besar.
  • Dokter akan memantau tanda-tanda seperti tekanan darah tinggi, infeksi, atau masalah pada plasenta yang bisa mempengaruhi kehamilan lanjut.
  • Jika ada indikasi komplikasi atau kesulitan saat persalinan, opsi persalinan dengan operasi caesar mungkin dipertimbangkan.

Alisha Faradina Rahman berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus