Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Mengenal Gejala Ryziphobia, Fobia Makan Nasi

Ryziphobia atau fobia nasi dialami oleh sebagaian orang. Bagaimana tanda-tandanya?

16 Juni 2022 | 17.17 WIB

Ilustrasi nasi putih. Freepik.com/xb100
Perbesar
Ilustrasi nasi putih. Freepik.com/xb100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sudah tidak asing lagi jika nasi merupakan makanan pokok orang Indonesia. Bahkan, terdapat sebuah ungkapan seseorang belum dikatakan makan bila belum makan nasi. Meskipun demikian, ada sebagian orang yang takut atau fobia makan nasi. Fobia terhadap nasi ini dikenal sebagai ryziphobia.

Meskipun dianggap aneh karena fobia terhadap makanan sehari-hari, tetapi fobia ini benar ada dan dialami oleh sebagian orang. Ryziphobia merupakan cabang dari cibophobia, yakni sebuah fobia atau ketakutan terhadap makanan tertentu. Orang-orang penderita ini cenderung akan menghindari penyebab fobia ini.

Namun, fobia sebaiknya jangan dianggap remeh atau enteng. Sebab, fobia dalam kasus berat dapat membatasi aktivitas sehari-hari. Dalam beberapa kasus, fobia bisa menyebabkan seseorang mengalami kecemasan dan berujung depresi. Orang yang mengalami ryziphobia, misalnya, akan mengalami serangan panik ketika berkontak langsung atau hanya melihat sebutir nasi.

Dikutip fearof.org, serangan panik ini bisa sangat menakutkan dan menyiksa bagi seluruh penderita fobia, tidak hanya fobia nasi saja. Gejala-gejala ini sebagian besar dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa disertai tanda atau gekala awal sebelumnya. Selain gejala panik, berikut gejala-gejala lain yang mengikutinya:

  • berkeringat,
  • gemetaran,
  • sesak napas atau kesulitan bernapas,
  • detak jantung cepat (takikardia),
  • rasa sakit atau sesak di dada,
  • mual,
  • sakit kepala dan pusing,
  • mati rasa atau kesemutan,
  • mulut kering,
  • kebingungan atau disorientasi,
  • kenaikan tekanan darah.

Selain tanda-tanda fisik, gejala seseorang mengalami ryziphobia juga disertai dengan gejala psikologis. Gejala-gejala berikut dapat terjadi salah satu atau secara bersamaan:

  • perasaan takut/ cemas,
  • menyalahkan diri sendiri,
  • mengucilkan diri,
  • kebingungan dan sulit berkonsetrasi,
  • emosi tinggi/ mudah marah.

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus