Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kalium merupakan jenis mineral yang diproduksi tubuh untuk menunjang kinerja saraf, otot, dan jantung. Hiperkalemia merupakan kondisi ketika kadar kalium dalam darah melewati batas wajar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengutip National Kidney Foundation, tingkat kalium normal untuk orang dewasa berkisar antara 3,5-5,0 milimol per liter (mmol/L). Hiperkalemia terjadi ketika kadarnya di atas 5,5 mmol/L. Angka di atas 6,5 mmol/L dapat menyebabkan masalah jantung yang memerlukan perhatian medis segera.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengutip Healthline, berikut beberapa hal dapat menyebabkan hiperkalemia:
1. Penyakit ginjal
Masalah pada ginjal dapat meningkatkan kadar kalium karena organ tersebut tidak dapat menghilangkan kelebihan kalium sehingga menumpuk pada darah. Kadar kalium yang tinggi mempengaruhi 40-50 persen orang dengan penyakit ginjal kronis.
2. Obat-obatan
Sejumlah obat-obatan telah dikaitkan dengan kadar kalium yang tinggi, di antaranya obat kemoterapi tertentu, penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE), dan penghambat reseptor angiotensin
3. Suplemen
Terlalu sering mengonsumsi suplemen kalium dapat meningkatkan kadar kalium ke kisaran yang lebih tinggi dari biasanya.
4. Alkohol
Konsumsi alkohol berlebih dapat menyebabkan otot rusak. Kerusakan ini dapat menyebabkan sejumlah besar kalium melepaskan diri dari sel-sel otot ke dalam aliran darah.
5. Luka bakar berat
Cedera ini menyebabkan sejumlah besar sel otot terluka dapat membuat kalium ekstra bocor dari sel-sel tubuh ke dalam aliran darah.
6. Gagal jantung kongestif
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah kondisi kronis yang memengaruhi daya pompa jantung. Sebanyak 40 persen orang dengan CHF mengembangkan kadar kalium yang tinggi. Obat yang digunakan untuk menangani CHF diduga dapat mengganggu kemampuan ginjal untuk mengeluarkan kalium.
7. HIV
HIV dapat merusak filter ginjal sehingga tidak mampu mengeluarkan kalium secara normal. Beberapa pengobatan umum untuk HIV, seperti terapi sulfametoksazol-trimetoprim, juga dikaitkan dengan peningkatan kadar kalium.
Gejala hiperkalemia tergantung pada tingkat mineral dalam darah. Sebagian pengidap mungkin tidak mengalami gejala sama sekali. Sejumlah gejala dapat timbul jika kadar kalium sudah sangat tinggi yang meliputi:
- kelelahan atau kelemahan,
- mati rasa atau kesemutan,
- mual atau muntah,
- kesulitan bernapas,
- sakit dada,
- detak jantung tidak teratur.
Penanganan dan pengobatan untuk hiperkalemia bervariasi tergantung pada seberapa tinggi tingkat kalium. Opsi penanganan dan pengobatan hiperkalemia meliputi:
1. Terapi intravena (IV)
Kadar kalium yang sangat tinggi membutuhkan perawatan segera. Infus kalsium IV dapat membantu untuk melindungi jantung. Selanjutnya, infus insulin diberikan untuk membantu memindahkan kalium ke dalam sel darah.
2. Obat-obatan
Dokter mungkin akan meresepkan obat untuk mengatasi kadar kalium tinggi seperti diuretik dan resin. Dokter juga dapat merekomendasikan potassium binders jika perawatan lain tidak menurunkan kadar kalium. Potassium binders bisa disalurkan dalam bentuk oral atau enema.
3. Dialisis
Jika kadar kalium tetap tinggi atau mengalami gagal ginjal, penanganan dialisis mungkin diperlukan. Perawatan ini membantu ginjal menghilangkan kelebihan kalium dari darah.
HATTA MUARABAGJA
Baca juga: Kekurangan Kalium, Ini yang Perlu Dilakukan