Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian orang menabung di deposito dengan harapan uang tersebut berfungsi sebagai investasi.
Namun menurut konselor keuangan dari MoneynLove Financial Planning Consultant, Andreas Freddy Pieloor, MM, CFP, AEPP, AMRP, QRMP, deposito bukanlah investasi.
Baca juga:
Ini Rahasia Mengapa Ikan Bisa Menahan Lapar, Cek Risetnya
Pelecehan Seksual, Kenali 3 Ciri Predator Seksual dan Solusi Ahli
Cari Pacar? Pilih yang Punya Mata Cokelat, Bisa Lebih Dipercaya
Sebabnya, tingkat bunga deposito selalu di bawah angka inflasi sehingga malah rugi.
"Singkatnya, Anda punya uang 10 juta ditambah bunga deposito, di saat yang sama Anda beli logam mulai setara 10 juta. Tahun depan, uang 10 juta di deposito itu sudah tidak bisa membeli sebanyak emas yang dulu dibeli seharga 10 juta," terang Andreas kepada Bintang.
Oleh karenanya, Andreas mengingatkan bahwa deposito berfungsi sebagai alat untuk menyimpan dana daruruat. Untuk besarannya, dana darurat setara 6-12 bulan pengeluaran tetap.
"Jadi kalau pengeluaran per bulannya 5 juta, ada sekitar 60 juta dana darurat di deposito bulanan," imbuhnya.
Soal investasi, logam mulia batangan, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham bisa jadi pilihan. Sebelum memilih sebuah investasi, Andreas menganjurkan untuk menimbang 3 hal.
"Harus dilihat berapa penghasilan seseorang, apa tujuan keuangannya, dan pengetahuan tentang investasi yang akan diambil," ujarnya.
Andreas mengungkapkan tidak ada investasi yang paling baik karena sifat investasi sangat personal, tergantung pada kebutuhan pribadi masing-masing.
TABLOIDBINTANG
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini