Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mengenal Istilah Medis Angin Duduk

Angina pectoris atau biasa dikenal dengan angin duduk terjadi karena terganggunya aliran darah ke otot jantung sehingga menyebabkan nyeri dada.

3 Juli 2023 | 10.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi nyeri dada (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Angina pectoris atau biasa dikenal dengan angin duduk terjadi karena terganggunya aliran darah ke otot jantung sehingga menyebabkan nyeri dada. Gejala ini termasuk tanda sebuah masalah jantung. Saat muncul, dada Anda akan terasa nyeri terhimpit karena penyumbatan pembuluh darah. Lebih detailnya, aliran darah kaya oksigen yang dibutuhkan oleh otot-otot jantung Anda tidak tersuplai dengan baik. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, pada sebagian orang, gejala angin duduk akan dirasa seperti gangguan pencernaan. Beberapa gaya hidup tidak sehat biasanya akan menimbulkan tumpukan lemak dan kolesterol. Jika sudah begini, bukan potensi serangan angin duduk saja yang bisa Anda alami, tetapi berbagai rasa nyeri di tubuh akan turut terjadi.

Apa Saja Gejala Angin Duduk?

Seperti yang sudah disingguh pada awalan uraian tentang angin duduk ini. Mayoritas, angin duduk menyerang melalui rasa nyeri dada yang begitu hebat. Gejala lain pun bisa datang berbondong-bondong. Berikut yang harus Anda waspadai.

  • Kelelahan
  • Mual
  • Pusing
  • Sesak nafas
  • Bercucuran keringat
  • Rasa sakit atau nyeri pada beberapa bagian tubuh seperti lengan, leher, rahang, bahu, atau punggung 

Jenis-Jenis Angin Duduk dan Gejala yang Dialami

Angin duduk juga memiliki jenis-jenisnya. Hal ini akan berpengaruh pada tingkat keparahan gejala hingga penyakit yang perlu diwaspadai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Angin Duduk Mikrovaskular 

Angin duduk mikrovaskular atau angina mikrovaskular sering dikeluhkan oleh wanita. Biasanya, angina ini disebabkan oleh stres berlebihan. Tidak seperti angin duduk pada normalnya, di dalam area jantung diprediksi terdapat timbunan plak, tetapi angin duduk mikrovaskular menjadi tanda bahaya penyakit arteri koroner. 

Hal ini juga dibuktikan dengan adanya kerusakan pada cabang terkecil arteri koroner Anda. Gejala penyakit serius angin duduk mikrovaskular kemudian akan lebih parah jika Anda memiliki riwayat diabetes atau hipertensi. Apa yang akan Anda rasakan saat mengalami ini? Kelelahan dan sesak nafas adalah tanda utama. Jika tidak segera disembuhkan, dapat menyebabkan risiko penyakit jantung.

2. Angin Duduk Stabil 

Angin duduk stabil (angina pektoris) termasuk angin duduk yang umum dikeluhkan. Penyebab utama angina ini lebih pada kurangnya tubuh untuk istirahat tidur. Untuk itulah, Anda tidak disarankan bekerja keras lebih dari 9 jam per hari. 

Berbagai gejala angina pektoris tingkat keparahan dan jangka waktu yang berbeda. Namun, secara umum gejala akan lebih sensitif saat Anda berada di cuaca dingin hingga beraktivitas yang mengeluarkan banyak energi seperti berjalan menanjak dan menaiki tangga.

3. Angin Duduk Tidak Stabil 

Angin duduk tidak stabil (unstable angina) memang jarang dikeluhkan, tetapi bisa jadi lebih berbahaya daripada angin duduk lainnya Saat penyakit arteri koroner Anda pecah karena unstable angina ini, secara otomatis pembuluh darah akan tersumbat total. Hal ini karena terbentuknya gumpalan darah di atas plak penyakit. Disebut lebih berbahaya karena unstable angina bisa menyerang tanpa aba-aba terutama saat sedang tertidur pulas. Pengobatannya pun, harus segera ditangani oleh dokter. 

4. Angin Duduk Varian 

Angin duduk varian bisa Anda sebut juga dengan istilah angina prinzmetal. Gejalanya pun cukup berbahaya seperti muncul tiba-tiba saat Anda sedang istirahat. Lalu, nyeri di dada tidak ketinggalan. Jika Anda sudah memiliki diagnosa angina dari dokter, maka cukuplah konsumsi obat darinya. Jangan lupa bawa obat tersebut saat Anda bepergian.

ALFI MUNA SYARIFAH

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus