Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Microsleep mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, tetapi dampaknya sangat berbahaya, terutama dalam situasi yang memerlukan kewaspadaan tinggi, seperti saat mengemudi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kondisi ini terjadi ketika seseorang tertidur secara singkat, bahkan tanpa disadari, hanya dalam hitungan detik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Meskipun singkat, microsleep dapat menyebabkan kecelakaan fatal dan menurunkan produktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa itu micro sleep dan bagaimana cara mencegahnya demi menjaga keselamatan dan kesehatan.
Apa Itu Microsleep?
Microsleep adalah episode singkat dari tidur yang berlangsung hanya beberapa detik hingga beberapa puluh detik. Jenis tidur ini biasanya terjadi tanpa disadari oleh individu yang mengalaminya.
Microsleep bisa terjadi pada siapa saja, tetapi menurut Sleep Foundation, lebih umum terjadi pada mereka yang mengalami kurang tidur, stres, atau kelelahan berlebih. Selama microsleep, otak akan memasuki fase tidur meskipun tubuh tetap terjaga secara fisik.
Gejala yang sering muncul selama termasuk kebingungan, sulit berkonsentrasi, dan penurunan respons terhadap rangsangan di sekitar. Meskipun tampak sepele, micro sleep dapat berdampak serius pada kesehatan dan keselamatan individu.
Microsleep sering kali terjadi pada saat-saat di mana seseorang harus tetap waspada, seperti saat mengemudikan kendaraan atau bekerja di lingkungan yang memerlukan konsentrasi tinggi.
Menurut penelitian, microsleep dapat berlangsung antara 10 hingga 30 detik, tetapi dalam durasi yang singkat ini, individu dapat kehilangan kesadaran dan tidak menyadari bahwa mereka telah tertidur. Hal ini bisa mengakibatkan konsekuensi serius, terutama dalam situasi yang berisiko tinggi seperti mengemudi.
Bahaya Microsleep
Salah satu bahaya utama dari microsleep adalah risiko kecelakaan yang lebih tinggi. Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan, ketika seseorang mengalami micro sleep saat mengemudikan kendaraan, kemungkinan terjadinya kecelakaan meningkat secara signifikan.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pengemudi yang mengalami micro sleep memiliki risiko kecelakaan lebih besar dibandingkan mereka yang cukup tidur. Dalam banyak kasus, kondisi ini bisa menjadi penyebab terjadinya kecelakaan fatal.
Selain itu, microsleep juga dapat memengaruhi kinerja kerja. Ketika seseorang tidak cukup tidur dan sering mengalami micro sleep, konsentrasi dan produktivitas mereka akan menurun. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan yang berpotensi merugikan, baik dalam pekerjaan fisik maupun yang memerlukan pemikiran kritis.
Di lingkungan kerja, microsleep dapat mengakibatkan penurunan kualitas kerja, peningkatan kesalahan, dan bahkan risiko cedera.
Kondisi kesehatan mental juga dapat terpengaruh oleh microsleep. Orang yang mengalami ini secara terus-menerus dapat mengalami peningkatan kecemasan dan depresi.
Kurang tidur dan penurunan fungsi tubuh dapat membuat seseorang merasa tertekan dan cemas, menciptakan siklus yang sulit untuk diputus. Kesehatan fisik pun tidak luput dari dampaknya. Kurang tidur juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan masalah kesehatan lainnya.
Untuk mengurangi risiko microsleep, penting untuk mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas. Jika Anda merasa sering mengalami gejala seperti mengantuk yang berlebihan selama aktivitas, segera cari bantuan medis. Memprioritaskan tidur yang baik dan mengelola stres dapat membantu mencegah episode micro sleep dan menjaga kesehatan Anda secara keseluruhan.
HEALTHLINE | THENSF.ORG | WEBMD | SLEEP FOUNDATION | EP WORKS
Pilihan editor: 5 Minuman yang Dapat Mencegah Microsleep