Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah Anda duduk di taman, kafe, atau tempat umum lainnya dan melihat orang-orang berlalu-lalang dan tiba-tiba tersadar bahwa setiap orang di sekitar Anda memiliki kehidupan yang sama kompleksnya dengan kehidupan Anda? Jika iya, Anda telah mengalami apa yang disebut dengan sonder.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Psychology Today, sonder adalah istilah yang belum secara resmi masuk ke dalam kamus utama, tetapi mulai populer berkat John Koenig, seorang kreator yang menciptakan kata-kata untuk emosi yang sulit dijelaskan melalui proyeknya, The Dictionary of Obscure Sorrows.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sonder berasal dari bahasa Jerman, yang berarti khusus. Adapaun dalam bahasa Prancis, sonder berarti menyelidiki. Koenig mendefinisikan sonder sebagai penyadaran bahwa setiap orang yang kita temui memiliki kehidupan yang kaya, penuh dengan ambisi, rutinitas, teman, dan masalah mereka sendiri, sama kompleksnya dengan kehidupan kita sendiri.
Saat berada di tempat umum, seperti bandara, stasiun, atau pusat perbelanjaan, kita sering melihat orang-orang tanpa benar-benar memikirkan mereka. Namun, sonder mengubah perspektif itu. Ketika kita mulai menyadari bahwa setiap orang yang lewat memiliki cerita mereka sendiri, kita melihat dunia dengan cara yang lebih luas. Kita mungkin bertanya-tanya, siapa mereka? Apa yang sedang mereka pikirkan? Ke mana mereka akan pergi?
Bayangkan seseorang yang terlihat terburu-buru di bandara. Mereka mungkin seorang pengusaha yang mengejar penerbangan terakhir untuk sebuah rapat penting. Atau seorang anak muda yang ingin pulang untuk menemui keluarganya. Masing-masing skenario adalah gambaran kecil dari kehidupan yang kaya dan penuh makna. Sonder mengajarkan kita untuk melihat orang-orang sebagai individu dengan cerita yang unik, bukan hanya sebagai figur latar belakang dalam kehidupan kita.
Kesadaran akan sonder dapat membantu kita menjadi lebih empati. Kita cenderung terjebak dalam perspektif kita sendiri, merasa bahwa perjuangan atau kebahagiaan kita adalah pusat dari segalanya. Namun, sonder mengingatkan bahwa semua orang memiliki dunia mereka sendiri yang sama pentingnya. Hal ini bisa membantu kita lebih menghargai orang lain dan melihat mereka dengan belas kasih.
Dalam psikologi, sonder juga dapat membantu mengurangi bias seperti false consensus effect, yaitu kecenderungan untuk berpikir bahwa orang lain memiliki pandangan yang sama dengan kita. Dengan menyadari keberagaman cara pandang dan pengalaman hidup orang lain, kita dapat membangun hubungan yang lebih tulus dan bermakna.
Untuk menghidupkan sonder, kita dapat mempraktikkan kesadaran dan perhatian pada orang-orang di sekitar kita. Misalnya, ketika berbicara dengan seseorang, coba dengarkan dengan sungguh-sungguh tanpa menghakimi. Ketika berada di tempat umum, luangkan waktu untuk merenungkan kehidupan orang-orang yang lewat, membayangkan kisah mereka tanpa prasangka.
Sebagai contoh, dalam dunia pendidikan, guru yang memahami konsep sonder dapat lebih mudah membangun hubungan dengan siswa. Dengan menyadari bahwa setiap siswa memiliki latar belakang, tantangan, dan impian yang berbeda, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan suportif. Dalam pekerjaan lain, sonder juga dapat membantu kita bekerja lebih baik dengan orang-orang yang memiliki perspektif yang berbeda dari kita.
Dengan menyadari bahwa setiap orang memiliki kehidupan yang kaya dan kompleks, kita bisa menjadi lebih empati, menghargai perbedaan, dan membangun hubungan yang lebih bermakna. Jadi, lain kali Anda berada di tempat umum, luangkan waktu sejenak untuk merenung.