Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Apa makna di balik pemilihan 8 November sebagai tanggal pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution? Kami menghubungi Museum Radya Pustaka, Solo. Staf Tenaga Teknis Permuseuman Bidang Pengelolaan Naskah (Manuskrip), Totok Yasmiran, menjelaskan makna 8 November bagi mempelai. Penjelasan itu dimulai dengan melacak hari serta tanggal lahir Kahiyang dan Bobby.
Setelah itu, memetakan neptu dan wuku. Wuku adalah bagian dari siklus dalam penanggalan Jawa dan Bali yang berumur tujuh hari (satu pekan). Siklus wuku berumur 30 pekan (210 hari) dan masing-masing wuku memiliki nama sendiri. Sementara neptu adalah nilai angka yang disematkan dalam tiap-tiap hari dan pasaran. Kahiyang lahir pada Sabtu Pon, 20 April 1991. Sementara Bobby lahir pada Jumat Wage, 5 Juli 1991.
Baca juga:
Kahiyang Ayu Menikah Tanggal 8 November, Ini Penjelasan Gibran
Mau Jadi Menantu Presiden? Belajar dari Calon Suami Kahiyang Ayu
Hari Batik Nasional, 4 Siluet Batik yang Cocok untuk Sehari-hari
Totok menjelaskan, Kahiyang lahir pada Sabtu Pon dengan wuku Gumbreg. Ia berwatak rahayu (selamat, tenteram), murah hati, dan meneduhkan. Dalam hidup, Kahiyang dinaungi kemurahan serta rezeki melimpah. Pemilik wuku Gumbreng bersifat pemaaf. Jika dicaci tak mudah sakit hati. Saat disanjung pun tak lantas pongah.
“Sedangkan hari kelahiran Bobby pada Jumat Wage jatuh pada wuku Kuruwelut. Wataknya rahayu. Andai ada orang bermaksud jahat kepadanya, orang itu akan wurung (mengurungkan niat). Ia cepat menangkap apa yang diajarkan kepadanya, namun jarang kesampaian apa yang diinginkan. Selain itu, ia menjadi tempat bertanya karena ilmu pengetahuan ada padanya. Berdasar perhitungan, hari kelahiran keduanya berwatak rahayu,” papar Totok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini