Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mengukur Umur Lewat Kanker

Gejala yang menyebabkan kanker dan pengobatannya. Beberapa pendapat para ahli. Cara dokter menghadapi pasien gawat. Kejadian kronologis penyakit yang diderita Adam Malik. (ksh)

15 September 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HAMPIR tiga setengah bulan sejak pemeriksaan di rumah sakit London, Adam Malik, yang berjuang melawan penyakitnya, akhirnya Rabu pekan lalu meninggal. Bekas wapres itu tercatat sebagai korban kanker yang akhir-akhir ini termasuk penyakit paling ditakuti manusia. Bukan saja karena penyakit itu merupakan pembunuh misterius yang belum ketahuan penyebabnya dan belum diketahui pengobatannya. Juga karena usaha-usaha para korban melawan kanker sering berakhir dengan cerita kegagalan yang dramatis. Di Amerika Serikat kanker tercatat sebagai "pembunuh" kedua setelah penyakit jantung. Di Indonesia kanker masih berada pada peringkat ke-7, bila dibandingkan dengan penyakit-penyakit akibat infeksi dan kurang gizi yang menduduki tempat tempat teratas. Tapi kedudukan ke-7 itu merupakan "kemajuan" yang cepat sekali. Sebab, menurut R.S. Hoepoedio dari Lembaga Kanker Indonesia, tahun 1976 kanker masih menduduki peringkat ke-12. Secara pukul rata, Hoepoedio mengutarakan bahwa di antara 100.000 penduduk sekarang, 100 menderita kanker. Tapi ketua I lembaga kanker tadi mengakui bahwa angka itu belum ditunjang oleh data yang akurat, misalnya jenis kanker apa saja yang banyak ditemukan di Indonesia. "Belum sempat diregistrasi," katanya. Toh ia menyebutkan, kanker sudah merupakan bencana nasional. Dan Departemen Kesehatan sedikit banyak membenarkan. Buktinya, sejumlah obat kanker sudah dinyatakan sebagai obat esensial. Tingkat kemampuan penyembuhan kanker di Indonesia, sementara ini, belum kelihatan jelas. Hoepoedio menyayangkan dari 18.000 dokter di Indonesia sangat sedikit yang mendalami kanker. Kendati demikian, aktivis Lembaga Kanker Indonesia itu menyebutkan pula, ada satu dua jenis kanker yang sudah bisa disembuhkan di Indonesia. Misalnya kanker kulit. "Sekitar 80% dari penderita bisa disembuhkan sama sekali," katanya. Tapi apa sebenarnya kanker? "Kanker sebenarnya nama lain dari tumor ganas," ujar Prof. Sudarto Pringgoutomo, 51, guru besar dalam ilmu patologi, Universitas Indonesia. "Bila orang mengatakan si Anu diserang kanker ganas, itu salah. Sebab kanker itu sendiri sudah ganas. Maka, kata ganas itu tak perlu lagi," ujarnya lagi. Pringgoutomo, yang lulus FKUI 1959, pada pengukuhannya sebagai guru besar April lalu mengemukakan, pidato pengukuhan berjudul "Beberapa Segi Penyakit Kanker dan Patologi Anatomik". Secara garis besar Pringgoutomo menjelaskan, gejala kanker pada awalnya adalah tumor, jaringan abnormal yang tumbuh tak terkendali. Dalam bentuk yang jinak, tumor menetap di satu tempat selama bertahun-tahun. Biasanya tumor jinak jenis ini tidak mematikan. Namun, dalam bentuk yang ganas - yang disebut kanker itulah tumor menjalar ke mana-mana. Sering kali membentuk benjolan-benjolan yang terlihat dan sangat mengerikan. Meniti lebih jauh, bagaimana sebuah tumor muncul, mau tak mau perlu ditilik dunia yang paling kecil dalam tubuh manusia yaitu: sel. Pringgoutomo menyebutkan penelitian Rudolph Virchov pada 1858 sebagai yang pertama kali mengungkapkan gejala-gejala menyimpang pada duma kecll - sel - itu. Sel adalah bagian yang terkecil dari setiap yang hidup, termasuk manusia. Yang ada pada manusia sel-sel organ tubuh, seperti sel darah, sel otot, sel hati, dan sel daging. "Sel merupakan mikrokosmos berpulsasi tanpa henti, menanggapi kebutuhan dan stress yang berubah terus," ujar Pringgoutomo. Secara keseluruhan sel memang dikenal sebagai pembentuk jaringan baru dengan jalan membelah diri seperti yang tampak jelas pada protozoa, binatang bersel satu. Ia berkembang baik untuk pertumbuhan maupun penggantian bagian-bagian yang rusak. Sel memiliki sejumlah bagian di dalamnya. Pada garis besarnya terdapat dua bagian: inti sel dan sitoplasma, yang melingkupi di bagian luarnya. Sitoplasma, bagian yang luar, antara lain mengandung butiran yang disebut lisosom yang menolak zat-zat yang berbahaya agar tidak mengganggu inti sel. Inti sel inilah yang merupakan bagian yang penting dalam proses terjadinya kanker. Di dalam inti sel itu terdapat kromosom yang mengandung gen. Keduanya dikenal mempunyai peran yang penting dalam pementukan slfat, termasuk sifat keturunan Komposisi kandungar kromosom dan gen dikenal sebagai DNA (deoxyribo nucleic acid) yaitu kelompok molekul zat-zat yan tersusun dalam dua lingkaran spiral. Kendati masih serb teoretis, dugaan terba nyak menyebutkar kanker dimulai DNA dan gen ini "Dari situ, sel kemudian menjadi sel yang abnormal atau sel kanker," ujar Prof. Sudarto Pringgoutomo. Dan bila sel menjadi abnormal, menurut Prof. Sudarto, sebuah sel bisa terus menerus membelah diri yang perkembangannya tak dapat dikontrol. Maka, tumbuhlah jaringan aneh yang disebut tumor yang bagai daging aneh. Secara umum Prof. Sudarto menyebutkan, ada bermacam sebab mengapa gen dan DNA mulai mengaktifkan pertumbuhan kanker. "Antara lain zat kimia, senyawa senyawa hidrokarbon, sinar radioaktif, virus, dan bahkan makanan bisa juga menjadi penyebab," ujar guru besar itu. Yang paling dekat kenyataan, radiasi zat radioaktif itulah. Radiasi, yang dikenal mampu mengubah struktur atom suatu zat, mengubah struktur atom pada molekul-molekul DNA. Maka, struktur sel pun berubah, dan sel inilah yang disebutkan abnormal. Yang kini ramai diperdebatkan dan masih diteliti terus sebagai penyebab kanker adalah virus dan zat-zat karsinogen (yang terdapat pada rokok, ter, zat pewarna, dan berbagai zat kimia industri). Ilmuwan Edward Scolnick setelah mengadakan Denelitian hampir sepuluh tahun menyimpulkan bahwa selkanker pada dasarnya ada pada organ-organ tubuh manusia, berupa gen yang tersembunyi diantara gen lain - dengan bentuk yang tak beda. Gen inilah pada keadaan tertentu tiba-tiba bisa menjadi aktif dan memulai pertumbuhan kanker. Perangsangnya antara lain - yang digunakan Scolnick pada percobaan - adalah virus. Robert Weinberg, ilmuwan lain, menyimpulkan hasil penelitiannya: pertumbuhan tumor dimulai dengan menyelipnya zat karsinogen pada spiral DNA Kesimpulan ini cukup mencemaskan karena pada abad industri ini tak terbilang jumlah zat karsinogen yang muncul dalam kehidupan. Sementara penyebabnya masih diraba, jenis kanker yang muncul sebagai gejala medis sudah sekitar 100 macam. Beberapa di antaranya sudah dikenal dengan jelas karena cukup banyak penderitanya. Di antaranya: kanker kulit kanker leher rahim, kanker hati, kanker payudara kanker darah (leukemia). kanker paru-paru, kankel kelenjar getah bening, dan sejumlah lagi. Dalam hal penyembuhan, sudah ada yang bisa dijinakkan. Lebih-lebih bila gejala awal pada tubuh segera diketahui, penaerita kanker dapat disembuhkan. Didid Tjindarbumi, ahli bedah tumor RSCM, Jakarta, menyebutkan beberapa jenis tumor bahkan sudah dapat disembuhkan secara sempurna. Misalnya, kanker kulit yang hampir selalu bisa disembuhkan, kanker darah (leukemia) dan kanker kelenjar getah bening (hodgkin). Jenis kanker yang lain, menurut Didid juga bisa disembuhkan kendati bergantung pada tingkat perkembangan kankernya. Pada dasarnya, menurut Didid, terdapat tiga cara pengobatan. Pembedahan - membuang tumor - ditempuh bila tumor belum ganas dan menyebar. Penyinaran bila tumor sudah mulai ganas dan menyebar akibat sel kanker yang terbawa darah menyebar ke seluruh tubuh. Dan bila kanker sudah sampai tingkat parah, pertolongan hanya bisa dilakukan dengan memberikan obat. Pengobatan yang terakhir inilah yang sering kali terdengar dramatis, karena pada dasarnya hanya mengundurkan waktu kematian. Celakanya, obat-obat untuk upaya terakhir ini, menurut Tjindarbumi, umumnya sangat mahal. Untuk satu suntikan 2 miligram biaya bisa mencapai Rp 50.000, sedang yang diperlukan paling tidak 12 suntikan. Di samping pengobatan modern ini, uga dikembangkan usaha menemukan berbagai obat kanker. Dr. Gunawan dari Cisarua, misalnya, mencoba memerangi kanker dengan singkong. Tapi usaha seperti ini hingga sekarang belum memperoleh pengakuan ilmiah. Karena itu, muncul gagasan orang untuk membuat asuransi kanker. Di Indonesia pun lumayan peminatnya. Parola Mas, misalnya, punya 1.500 pemegang polis. Tawarannya cukup menarik. "Seluruh pengobatan sampai Rp 1,5 juta langsung diganti," ujar Salamat Sinaga dari Parola Mas. Tapi menurut catatan, sampai kini belum ada yang mengajukan klaim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus