Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Padang - Geliat kopi di Kota Padang setiap tahun semakin menjamur. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya warung kopi yang hadir di kota tersebut. Di antara warung kopi di Kota Padang, hanya sedikit yang menyediakan manual brew. Rata-rata lebih banyak menyajikan kopi susu dan fast bar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, Kuri Slow Bar 195 berbeda dengan warung kopi pada umumnya di Kota Padang. Warung kopi yang dibuka awal 2025 ini menggunakan konsep slow bar. Konsep slow bar sebenarnya sudah menjamur di Pulau Jawa. Namun di Kota Padang baru Kuri Slow Bar 195 yang menggunakan konsep tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam konteks warung kopi, slow bar merujuk pada metode penyajian kopi yang lebih santai dan fokus pada kualitas, bukan kecepatan. Biasanya, slow bar menggunakan metode manual brew seperti V60, Kalita Wave, Chemex, Aeropress, atau Syphon, di mana barista menyeduh kopi secara perlahan untuk mengeluarkan cita rasa terbaik dari biji kopi.
Sukri Owner Kuri Slow Bar 195 sedang menyajikan espresso beast magic pada 21 Januari 2025. Kuri Slow Bar 195 merupakan warung kopi yang memakai konsep slow bar di Kota Padang. TEMPO/ Fachri Hamzah.
Berbeda dengan fast bar, yang lebih mengutamakan kecepatan penyajian dengan mesin espresso, slow bar menawarkan pengalaman menikmati kopi dengan lebih tenang, sering kali dengan interaksi lebih dekat antara barista dan pelanggan. Cocok untuk penikmat kopi yang ingin merasakan kompleksitas rasa dari berbagai metode seduh manual
Selain itu konsep slow bar akan membuat pelanggannya tau akan kopi yang dipesan, mulai dari rasa,asal biji kopi. Sebab baristanya tidak hanya menyuguhkan kopi saja, namun juga menjelaskan secara mendalam tentang kopi yang disajikannya, begitu juga dengan Kuri Slow Bar 195.
Warung yang berada di Jalan S Parman No. 195, Kecamatan Ulak Karang Utara, Kota Padang itu, setiap hari akan menyediakan biji kopi yang berbeda. Seperti Solok Radjo, Solok Maryam, Salimpaung, Limapuluh Kota, Gayo Aceh dan Kerinci. Tidak hanya biji lokal, juga internasional seperti Colombia dan Ethiopia.
Kopi yang disediakan di Kuri Slow Bar 195 juga berasal dari roastery yang berbeda, tidak hanya satu. Rata-rata roastery berada di Sumatra Barat. Menurut keterangan Sukri, Owner Kuri Slow Bar 195 bahwa beda roastery akan berbeda juga cita rasa kopi yang akan keluar, walaupun biji kopinya sama. “Beans atau biji kopi Solok Radjo akan berbeda rasa yang akan dinikmati pelanggan saat menggunakan biji dari roastery A dan B,” ucap Sukri saat diwawancarai Tempo.
Sukri Owner Kuri Slow Bar 195 sedang bercengkrama dengan pelanggannya sambil menyeduh kopi pada Kamis 30 Januari 2025. Kuri Slow Bar 195 merupakan warung kopi yang memakai konsep slow bar di Kota Padang. TEMPO/ Fachri Hamzah.
Pria yang akrab disapa Kuri itu menjelaskan, jika warung kopinya ini tidak menyediakan kopi susu, namun manual brew dan espresso based. “Saya tidak menyediakan kopi susu. Jika ada yang pesan akan diarahkan ke manual brew seperti V60 dan Japanese. Selain itu juga espresso based seperti cappucino dan latte,” katanya.
Sejauh ini, kata Kuri, pengunjungnya banyak memesan manual brew. Cappucino juga banyak, tetapi tidak sebanyak manual brew. “Hampir sama banyak antara manual brew dengan espresso based, “ katanya.
Setiap pelanggan akan diberikan waktu 15 menit untuk berinteraksi dengan barista. Jika waktu sudah habis dan ingin tetap berada di sana ada beberapa tempat yang disediakan oleh Sukri untuk menikmati kopi.
Bagi pelanggan yang ingin datang ke Kuri Slow Bar 195 bisa pesan jadwal dulu lewat pesan Whatsapp atau datang langsung ke lokasi. Jika lagi kosong maka akan bisa langsung memesan. “Bisa booking dulu atau langsung saja datang ke warung, “ kata Sukri.