Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Menyantap Nasi Kapau di Los Lambuang Kota Bukittingi

Nasi Kapau merupakan nasi rames yang berasal dari Nagari Kapau, Kabupaten Agam, wajib dicoba saat liburan ke Bukittinggi.

29 Agustus 2023 | 14.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Rahma, pramusaji di Warung Nasi Kapau Hj Ana, sedang menyajikan makanan. (TEMPO.CO/Fachri Hamzah)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kota Bukittinggi merupakan salah satu daerah wisata unggulan Provinsi Sumatra Barat. Wisatawan akan disuguhi banyak pilihan destinasi dan kuliner jika berkunjung ke kota kelahiran Bung Hatta itu. Salah satunya ialah menyantap kuliner nasi Kapau.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kuliner ini memiliki ciri khas kuah gulai nangka yang tidak terlalu kental. Selain itu, penyajian gulai tersebut akan dicampur dengan sayur kol, kacang-kacangan dan jengkol. Adapun lauk yang menjadi unggulan di warung nasi kapau antara lain gulai tunjang (urat kaki sapi atau kerbau), gulai cancang (perpaduan antara daging dan tulang sapi atau kerbau), babek (perut kerbau), dan lauk khas kapau lainya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nasi Kapau merupakan nasi rames yang berasal dari Nagari Kapau, Tilatang Kamang, Kabupaten Agam. Daerah tersebut berjarak 4 kilometer dari Kota Bukittinggi. Jika ingin menyantap nasi Kapau dapat mengunjungi Los Lambung yang berada di Pasar Bawah, Kota Bukittinggi.

Nasi Kapau juga dapat dijadikan pilihan makan siang bagi wisatawan sembari menikmati suasana Jam Gadang. Posisi Los Lambung tidak terlalu jauh dari Monumen Jam Gadang, kurang lebih 500 meter sehingga dapat ditempuh dengan berjalan kaki.

Di kawasan Los Lambung terdapat puluhan pedagang kaki lima nasi Kapau yang siap menyambut wisatawan. Setiap lapak pedagang terdapat puluhan lauk yang disusun dengan cara bertingkat.

Terlihat salah satu pedagang bernama Rahma 23 tahun sedang menyajikan sepiring Nasi Kapau. "Apo sambanyo, Da, tunjang, tambunsu atau dendeng? (Apa lauknya, Da, tunjang, tambunsu, atau dendeng?)" tanya Rahma kepada Tempo saat mendatangi Warung Nasi Kapau Hj Anna di Los Lambung.

Saat diwawancarai Rahma bercerita sudah 3 tahun berjualan Nasi Kapau di Los Lambuang, Pasar Bawah. Dia bekerja dengan Hj Anna sebagai pramusaji. "Sudah tiga tahun bang," katanya.

Menurutnya, ciri khas nasi Kapau selain gulainya adalah sebaran lauknya. Jadi satu piring nasi kapau akan diberikan sepotong-sepotong lauk seperti dendeng kering, tunjang dan sayur. "Setiap pelanggan pesan satu piring kami akan kasih sepotong-sepotong lauk, di luar lauk utamanya," kata Rahma.

Warung Nasi Kapau Hj Anna sudah ada sejak 26 tahun yang lalu. Warung nasi itu merupakan warisan turun-temurun dari keluarga Anna. "Saya sudah generasi ketiga sebagai penerus warung makan ini," kata Ana sambil menguliti daging sapi.

Bagi pelanggan yang ingin menyantap nasi Kapau dapat menyiapkan uang sebesar 30.000 rupiah untuk satu porsi. Selain itu, juga terdapat varian minuman dengan harga mulai 5.000 sampai 10.000 rupiah. Nasi Kapau juga dapat dibawa pulang.

FACHRI HAMZAH

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus