Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Puasa bisa menjadi ajang untuk menguji iman diri. Selain harus menahan nafsu makan dan minum, orang yang berpuasa selayaknya menahan amarah. Tapi sebagian orang justru merasa mudah marah saat berpuasa di tengah hari yang terik. Apa penyebabya?
Baca: Menu Buka Puasa Pastikan Ada Kurma dan Buah Segar
Dokter spesialis gizi dari Rumah Sakit Pelni, Jovita Amelia, mengatakan bahwa emosi bisa menjadi salah satu efek puasa. Kadar glukosa yang turun bisa menjadi salah satu penyebabnya. Saat kadar gula turun tubuh dan otak kekurangan sumber energi untuk bekerja.
"Akibatnya jadi sulit konsentrasi, gampang melakukan kesalahan hingga mudah terpicu emosinya," kata dia kepada Antara pada Kamis, 9 Mei 2019.
Di sisi lain, orang-orang yang lapar juga kerap merasakan emosi yang tidak menyenangkan seperti stres hingga rasa benci. Saat kadar gula darah sangat rendah, tubuh mengeluarkan hormon-hormon stres antara lain kortisol dan adrenalin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedua hormon ini biasanya lebih menyebabkan emosi dan respons negatif mudah terpicu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sisi lain, Amanda Salis peneliti dari Boden Institute of Obesity, Nutrition, Exercise and Eating Disorders di University of Sydney dalam laman independent.co.uk, menyebut, rendahnya kadar glukosa juga menyebabkan seseorang sulit bertindak sesuai norma sosial yang berlaku, misalnya membentak.
Selain itu, faktor psikososial juga memiliki peran. Budaya mempengaruhi apakah Anda mengekspresikan agresi verbal secara langsung atau tidak langsung, misalnya.
"Dan karena kita semua berbeda di semua faktor-faktor ini, tidak heran ada perbedaan dalam bagaimana orang marah saat lapar," tutur Salis.
Jovita menambahkan, tubuh manusia mengeluarkan protein lain benama neuropeptide saat lapar. Protein inilah yang berhubungan dengan munculnya kekuatan yang lebih agresif saat lapar.
"Neuropeptide ini memiliki fungsi untuk meningkatkan rasa lapar tetapi juga berhubungan dengan kekuatan yang lebih agresif," tutur dia.
Agar rasa marah tak muncul terutama saat lapar mendera di bulan Ramadhan, Jovita menyarankan Anda mencukupi kebutuhan nutrisi saat sahur, demi menghindari kadar gula turun.
Baca: Nutrisi Mirip Kurma, Buah Kaya Gizi Ini Jadi Alternatif Berbuka
Nutrisi yang Anda perlukan yakni karbohidrat (sebaiknya karbohidrat kompleks) 50-60 persen, protein (15-20 persen) dan lemak (20-25 persen). "Sahurnya harus maksimal dalam arti yang dapat memberi nutrisi yang baik dan menahan lapar lebih lama sampai waktu berbuka," kata dia.
ANTARA