Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Alasan Lemak Trans Bisa Berbahaya bagi Kesehatan

Lemak trans jika dikonsumsi berlebihan bisa menjadi ancaman bagi kesehatan.

24 November 2024 | 16.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Lemak trans merupakan jenis lemak yang sering kali tersembunyi dalam berbagai makanan olahan. Lemak yang kebanyakan berasal dari produk hewani itu bisa berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebihan.

Lemak trans atau asam lemak trans adalah jenis lemak yang tergolong dalam kategori tidak sehat. Terdapat dua jenis lemak trans, yaitu yang terbentuk secara alami pada produk hewani seperti daging dan produk susu, dan lemak trans buatan yang terbentuk melalui proses hidrogenasi sebagian pada minyak nabati.

Menurut Medline Plus, lemak trans dihasilkan dari proses perubahan minyak cair menjadi bentuk padat, contohnya seperti mentega dan margarin. Proses ini banyak diterapkan dalam berbagai makanan olahan dan produk makanan siap saji untuk memperpanjang umur simpan serta meningkatkan rasa dan tekstur makanan.

Lemak trans buatan dikenal dengan nama minyak terhidrogenasi sebagian dan banyak ditemukan dalam makanan seperti kue, camilan, margarin, dan makanan cepat saji. Keberadaan lemak trans dalam makanan olahan ini menjadi alasan mengapa konsumsinya sangat perlu dibatasi.

Kenapa Lemak Trans Berbahaya bagi Kesehatan?

Lemak trans dapat mempengaruhi kesehatan tubuh dengan cara yang sangat merugikan. Salah satu efek utamanya adalah peningkatan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah, yang berkontribusi pada penyumbatan dan pengerasan pembuluh darah. Akibatnya, risiko terkena penyakit jantung meningkat secara signifikan.

Selain itu, dikutip dari Mayo Clinic, lemak trans juga dapat menurunkan kadar kolesterol HDL atau kolesterol baik yang berfungsi untuk membersihkan kolesterol berlebih dari tubuh. Dengan berkurangnya kadar HDL, risiko terkena penyakit jantung dan stroke semakin tinggi.

Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi lemak trans berhubungan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2. Sebuah studi menemukan bahwa asupan lemak trans dapat meningkatkan resistensi insulin, yang menjadi faktor pemicu berkembangnya diabetes.

Lemak trans juga diduga berkontribusi pada peningkatan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker prostat dan kanker kolorektal, meskipun masih dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk membuktikan hal ini secara pasti. Bahkan, wanita yang mengonsumsi lemak trans selama kehamilan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.

Lebih jauh lagi, lemak trans dapat menyebabkan penambahan berat badan, terutama penumpukan lemak di area perut, yang juga berdampak negatif terhadap kesehatan secara umum. Menghindari lemak trans sangat disarankan karena tubuh kita tidak memerlukan atau mendapatkan manfaat apapun dari lemak jenis ini.

Membatasi Lemak Trans

Untuk mengurangi konsumsi lemak trans, Anda disarankan untuk membaca label makanan dengan cermat, terutama yang mencantumkan "minyak terhidrogenasi sebagian" atau "shortening" pada bahan-bahannya.

Pilihlah minyak yang tidak terhidrogenasi, seperti minyak zaitun atau minyak canola, dan lebih baik menggunakan produk dengan lemak tak jenuh tunggal atau omega-3, yang lebih sehat untuk tubuh. Mengonsumsi lebih banyak makanan berbasis tumbuhan dan mengurangi asupan makanan olahan juga dapat membantu menurunkan asupan lemak trans.

Di beberapa negara seperti Amerika Serikat, penggunaan lemak trans buatan sudah banyak dibatasi oleh kebijakan kesehatan yang ketat. Namun, untuk memastikan kita menghindarinya, penting untuk tetap memeriksa kandungan dalam makanan yang kita konsumsi, baik di restoran atau dalam produk kemasan.

PUTRI SAFIRA PITALOKA | MAYOCLINIC | MEDINEPLUS

Pilihan Editor: WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus