Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Minum air dingin sering dianggap sebagai cara menyegarkan, terutama saat berolahraga atau cuaca panas. Namun, sebuah cerita tentang seorang binaragawan Amerika menyoroti risiko yang mungkin terkait dengan kebiasaan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria Texas Mengalami Fibrilasi Atrium (AFib) Setelah Minum Air Dingin
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari CNA, Franklin Aribeana, seorang binaragawan dan pelatih kebugaran dari Texas, mengalami pingsan berulang kali selama 15 tahun. Ia tidak pernah menyadari bahwa minum air dingin dapat memicu Afib, suatu kondisi di mana jantung berdetak tidak teratur.
Setelah pemeriksaan medis, Aribeana didiagnosis dengan Afib. Asisten Profesor Lim Toon Wei, seorang ahli jantung di Singapura, menjelaskan bahwa AFib adalah gangguan irama jantung yang umum dan memiliki dampak klinis yang signifikan. Gejala AFib termasuk detak jantung cepat, sesak napas, kelelahan, dan pusing.
Afib Meningkatkan Risiko Stroke dan Gagal Jantung
Pasien AFib memiliki risiko stroke 500 pesen lebih tinggi dan risiko gagal jantung 300 persen lebih tinggi. Dr Pipin Kojodjojo, seorang ahli jantung di Singapura, menjelaskan bahwa Afib meningkatkan risiko stroke karena dapat menyebabkan gumpalan darah di jantung yang dapat terlepas dan menyumbat arteri di otak.
Risiko stroke dan gagal jantung lebih tinggi pada mereka yang memiliki kelainan katup jantung. Asst Prof Lim menjelaskan bahwa gumpalan darah di jantung dapat menyebabkan komplikasi seperti serangan jantung, gagal ginjal, atau kerusakan pada bagian tubuh lain.
Penyebab dan Pemicu AFib
Risiko AFib meningkat pada individu yang kelebihan berat badan, menderita diabetes, tekanan darah tinggi, mendengkur saat tidur, merokok, atau pernah menjalani operasi jantung. Risiko AFib juga meningkat seiring bertambahnya usia.
Pada orang dewasa, sekitar satu dari 1.000 orang akan menderita AFib. Angka ini meningkat menjadi sekitar satu dari 10 untuk mereka yang berusia di atas 80 tahun.
Dalam kasus Aribeana, dokter menemukan bahwa saraf vagusnya bereaksi terhadap suhu ekstrem seperti air dingin yang melewati tenggorokannya. Saraf vagus adalah saraf terpanjang yang berjalan dari otak ke usus besar. Saraf ini melewati leher, dada, jantung, dan paru-paru.
Dr Kojodjojo mengatakan bahwa beberapa pasiennya mengalami Afib setelah mengonsumsi es krim atau minuman dingin lainnya. Konsumsi alkohol atau kafein berlebihan juga dapat memicu AFib pada beberapa pasien.
Pemicu AFib Tidak Terbatas pada Minuman Dingin
Stimulus apa pun yang merangsang saraf vagus dapat menyebabkan gangguan irama jantung. Asst Prof Lim mengatakan bahwa pemicu AFib yang paling umum adalah makan berlebihan. Salah satu pasiennya harus berhenti makan makanan Prancis karena itu selalu memicu AFib di malam hari.
Minum air dingin dapat memicu AFib pada beberapa individu. Penting untuk mengetahui faktor risiko dan pemicu Afib agar dapat mengelola kondisi ini dengan baik. Jika Anda mengalami gejala Afib, segera konsultasikan dengan dokter.
Kasus Aribeana membuka mata kita tentang hubungan yang tak terduga antara minum air dingin dan Afib. Meskipun penelitian masih berlangsung, beberapa temuan menunjukkan bahwa air dingin dapat memicu Afib pada individu tertentu, terutama mereka yang memiliki saraf vagus sensitif.
Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat membantu mengendalikan AFib dan meningkatkan kualitas hidup Anda. Meskipun minum air dingin menyegarkan, penting untuk mengenali reaksi tubuh Anda dan berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami gejala AFib. Artikel ini hanya memberikan informasi umum, jadi selalu diskusikan dengan dokter tentang pengobatan dan rencana pengelolaan AFib yang tepat untuk Anda.