Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Ibu Hamil Boleh Minum Air Dingin dan Es, Ada Syaratnya

Ahli gizi mengatakan ibu hamil minum air dingin, baik berupa air maupun es batu, tidak akan memberikan pengaruh apapun pada perkembangan tubuh bayi.

2 November 2022 | 11.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi segelas air es. Freepik.com/Master1305

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Masih banyak ibu hamil yang percaya minum air dingin menyebabkan tubuh bayi mengalami tumbuh kembang lambat sehingga kondisi tubuh lebih kecil. Spesialis gizi klinik Wiji Lestari menyatakan banyaknya konsumsi air dingin oleh ibu hamil tidak akan berpengaruh pada besar tubuh bayi yang akan dilahirkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Namanya ibu hamil, apalagi kehamilan pertama, banyak yang harus diperhatikan dan muncul mitos begini begitu,” kata konsultan nutrisi itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menegaskan minum air dingin, baik berupa cairan biasa maupun es batu, tidak akan memberikan pengaruh apapun pada perkembangan tubuh bayi atau kehamilan karena air dingin mengandung nol kalori. Yang seharusnya dikhawatirkan adalah tambahan gula yang tidak diawasi saat minum air dingin tersebut. Beberapa ibu hamil justru minum air dingin yang ditambah susu kental manis atau minuman dengan gula.

“Ini menempatkan ibu dalam kondisi yang berbahaya. Kalau kebanyakan minum es dengan gula, asupan kalori pada ibu hamil jadi berlebihan. Dikhawatirkan tidak hanya pada kondisi ibu saja tetapi juga bayi yang dikandungnya,” ujarnya.

Batasi gula
Konsumsi gula yang berlebihan, baik dalam bentuk minuman dingin atau apapun, dapat memicu diabetes pada masa kehamilan. Obesitas juga dapat terjadi jika asupan gula ataupun tambahan lemak seperti krimer tidak ditakar dengan baik. Selain asupan gula berlebihan, staf Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM itu mengimbau untuk memperhatikan asupan gizi ibu karena selama masa kehamilan sering terjadi kenaikan nafsu makan yang berlebihan.

“Sebetulnya ibu hamil itu memang ada peningkatan kebutuhan kalori, protein, dan beberapa zat gizi lain tetapi tidak sampai dua kali lipat sebelum hamil. Paling sekitar 300 kalori,” ujarnya.

Adanya mitos yang mengatakan ibu hamil harus menggandakan asupan gizi dikhawatirkan dapat membuat ibu kesulitan saat melahirkan karena kenaikan berat badan. Jika mengalami hal tersebut, ibu harus menurunkan berat badan terlebih dulu agar proses persalinan lancar dan nyaman.

“Mungkin memang ada ibu yang kondisi sebelum hamil kurang, status gizinya kurang baik, sehingga kurang memenuhi nutrisi dibanding yang hamil sehat. Tapi, lebih baik kalau status gizinya baik, hamilnya sehat pada umumnya, tidak sampai memerlukan penambahan kalori yang sangat tinggi,” katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus