Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mual dan Muntah di Perjalanan Mudik Lebaran, Atasi dengan Bahan Alami Berikut

Berikut tujuh bahan alami yang dapat dimanfaatkan bila mengalami mual dan muntah dalam perjalanan mudik Lebaran yang melelahkan.

30 Maret 2025 | 06.05 WIB

Ilustrasi Mabuk Perjalanan. mymed.com
Perbesar
Ilustrasi Mabuk Perjalanan. mymed.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perjalanan mudik Lebaran yang jauh dan memakan waktu lama sering membuat pusing, mual, dan muntah. Penyebabnya bisa karena mabuk perjalanan, kelelahan, masuk angin, atau bau tak sedap di sekitar, misalnya asap kendaraan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mual dan muntah merupakan kondisi umum yang dapat disebabkan berbagai faktor, seperti mabuk perjalanan, kehamilan, atau gangguan pencernaan. Sebelum menggunakan obat-obatan kimia, tak ada salahnya mencoba ramuan herbal yang telah terbukti secara ilmiah mampu meredakan gejala tersebut. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menggunakan ramuan herbal seperti yang dianjurkan oleh laman pafibolmong.org merupakan pilihan alami yang aman dalam meredakan mual dan muntah. Jahe, daun mint, kunyit, serai, temulawak, kayu manis, dan belimbing wuluh adalah herbal yang telah terbukti efektif. 

Memanfaatkan kekayaan alam Indonesia tak hanya memberikan solusi kesehatan yang minim efek samping tetapi juga mendekatkan diri pada gaya hidup yang lebih alami dan sehat. Dikutip dari pafisimalungunkab.org, berikut tujuh bahan alami yang dapat dimanfaatkan.

Bahan Alami untuk Redakan Mual

Jahe
Jahe atau Zingiber officinale telah lama dikenal sebagai obat alami untuk mual. Penelitian dalam Journal of Alternative and Complementary Medicine menunjukkan jahe efektif meredakan mual akibat kehamilan maupun kemoterapi. Jahe dapat dikonsumsi dalam bentuk teh hangat atau dikunyah langsung untuk hasil yang optimal.

Daun Mint
Daun mint atau Mentha sp. memiliki aroma menyegarkan yang membantu menenangkan perut. Studi yang dimuat di Avicenna Journal of Phytomedicine menemukan minyak esensial mint mampu mengurangi mual, terutama pada pasien pascaoperasi. Daun mint dapat diseduh dalam air hangat atau aromanya dihirup secara langsung.

Kunyit
Kunyit atau Curcuma longa tak hanya untuk bumbu dapur tetapi juga berkhasiat untuk masalah pencernaan. Kandungan kurkumin bersifat anti-inflamasi dan menenangkan lambung. Teh kunyit atau campuran kunyit dengan madu menjadi pilihan efektif.

Serai
Serai atau Cymbopogon citratus sering digunakan dalam pengobatan tradisional untuk meredakan gangguan pencernaan. Menurut Journal of Ethnopharmacology, serai memiliki sifat karminatif yang membantu mengurangi kembung dan mual. Teh serai yang dikonsumsi secara rutin sangat bermanfaat untuk kondisi seperti asam lambung atau mabuk perjalanan.

Temulawak
Temulawak atau Curcuma zanthorrhiza mengandung senyawa xanthorrhizol dengan sifat antioksidan dan antiperadangan. Studi dalam Phytotherapy Research menunjukkan temulawak dapat merangsang produksi enzim pencernaan dan mengurangi rasa mual. Rebusan irisan temulawak dapat dikonsumsi sebagai jamu alami.

Kayu Manis
Kayu manis atau Cinnamomum verum memiliki sifat antispasmodik yang membantu menenangkan otot lambung. Penelitian di Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine menyebutkan kayu manis efektif meredakan mual, terutama pada penderita dispepsia. Bubuk kayu manis dapat dicampur ke dalam teh atau susu hangat.

Belimbing Wuluh
Belimbing wuluh atau Averrhoa bilimbi memiliki rasa asam yang merangsang produksi air liur dan membantu mengurangi rasa mual. Menurut Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, buah ini mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan dan anti-inflamasi. Jus belimbing wuluh dengan tambahan madu bisa menjadi solusi alami yang menyegarkan. Demikian dilansir dari Antara pada 27 Maret 2025.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus