Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Medis Smile Train Asia Tenggara Mayor Jenderal TNI (Purn.) Budiman mengatakan bahwa bibir sumbing dan celah pada langit-langit mulut dapat diatasi melalui operasi dini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, prosedur tersebut aman dilakukan sejak bayi berusia tiga bulan. “Bibir sumbing dan celah langit-langit dapat disebabkan oleh faktor genetik atau kekurangan nutrisi selama kehamilan. Jika tidak ditangani sejak dini, kondisi ini dapat memengaruhi tumbuh kembang anak, terutama dalam hal kemampuan bicara dan menyusui,” kata dr Budiman dalam temu media untuk kampanye bertajuk "Sambut Lebaran dengan Lebih Banyak Senyuman" di Jakarta pada pertengahan Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kampanye yang digelar oleh Smile Train Indonesia itu bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya operasi dini bagi anak-anak dengan bibir sumbing. Lebih lanjut dr Budiman menjelaskan bahwa bibir sumbing merupakan kelainan bawaan yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor genetik, kekurangan nutrisi selama kehamilan, serta defisiensi asam folat.
Ia juga menambahkan bahwa celah pada bibir dapat mengurangi kemampuan bayi dalam mengisap ASI, yang berisiko menyebabkan gangguan pertumbuhan, termasuk stunting. Oleh karena itu, deteksi dini dan tindakan medis yang tepat sangat penting untuk memastikan anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Sebagai organisasi yang fokus pada anak-anak dengan bibir sumbing, Smile Train Indonesia berkomitmen untuk memberikan operasi gratis serta layanan pendukung lainnya. Dukungan tersebut mencakup terapi wicara, perawatan ortodontik, bimbingan emosional, dan layanan nutrisi guna memastikan anak-anak mendapatkan perawatan yang komprehensif.
Dengan adanya kampanye ini, diharapkan semakin banyak anak dengan bibir sumbing yang mendapatkan akses operasi dan perawatan dini, sehingga mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan penuh percaya diri.
Country Manager & Program Director Smile Train Indonesia, Deasy Larasati menyatakan timnya telah membantu lebih dari 100 ribu anak di seluruh Indonesia mendapatkan operasi bibir sumbing gratis. "Melalui kampanye ini, kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang betapa pentingnya penanganan bibir sumbing secara cepat dan tepat agar anak-anak dapat menikmati hidup yang lebih sehat dan penuh senyum," kata Deasy.
Setiap tahun, sekitar 7,5 ribu anak di Indonesia lahir dengan kondisi bibir sumbing—sebuah kondisi yang tidak hanya mempengaruhi penampilan fisik, tapi juga kesehatan, tumbuh kembang, dan kualitas hidup mereka. Di Indonesia, terutama di wilayah pedesaan dan terpencil, banyak keluarga yang belum mendapatkan akses terhadap perawatan medis yang memadai. Banyak keluarga yang tidak tahu bahwa bibir sumbing dapat diobati tanpa biaya, dan kesulitan menjangkau rumah sakit mitra yang menyediakan layanan gratis.
Akibatnya, anak-anak harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan perawatan, yang dapat menyebabkan masalah gizi, gangguan tumbuh kembang, serta meningkatkan risiko komplikasi jangka panjang seperti gangguan pendengaran dan infeksi telinga. Selain itu, stigma sosial yang ada sering menghambat rasa percaya diri dan kemampuan anak-anak untuk berinteraksi dengan teman-temannya. Kurangnya informasi dan keterbatasan akses terhadap terapi lanjutan juga memperburuk kondisi mereka.
Bibir sumbing yang tidak segera diatasi bisa berdampak buruk pada kemampuan anak dalam berbicara, makan, dan tumbuh dengan normal. Tanpa perawatan yang tepat, kondisi ini bisa memperburuk masalah kesehatan, dan menghambat perkembangan sosial serta psikologis anak. Penanganan yang cepat sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi jangka panjang dan mendukung perkembangan anak yang lebih baik.
Pilihan Editor: Kendala Revisi Bibir Sumbing, Ketakutan Biaya dan Konsultasi
ANTARA