Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Jember Ulfa Elfiah mengatakan hasil penelitian dan pemetaan menyebutkan banyak penderita kasus bibir sumbing di daerah pegunungan. Data tersebut diperoleh berdasarkan penanganan 200 pasien bibir sumbing di eks Karesidenan Besuki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hingga saat ini sudah sejumlah 200 pasien bibir sumbing telah dilakukan, dari penelitian dan pemetaan ada beberapa daerah yang banyak mengalami menderita bibir sumbing di daerah pegunungan," kata Ulfa dalam keterangan tertulis, Sabtu, 30 September 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ulfa mengatakan penderita bibir sumbing dan langit-langit ada banyak faktor, baik itu keturunan maupun lingkungan. "Yang menjadi penyebab utama terus dilakukan pengkajian masih sebatas pemetaan wilayah kasus bibir sumbing terbanyak sekitar pegunungan, dan yang kami temukan penggunaan pestisida sangat mempengaruhi kehamilan," kata dia.
Suasana mahasiswa saat memberikan penyuluhan kepada keluarga pasien Bibir Sumbing dan langit-langit. Foto: Humas Universitas Jember
Sementara itu, Departemen Bedah Plastik FK Universitas Airlangga Surabaya Winarno Dodo mengatakan penyebab pasti penyakit bibir sumbing ini memang masih belum diketahui. "Akan tetapi kekurangan vitamin asam folat merupakan salah satu penyebabnya selain dari faktor genetik. Diperlukan langkah preventif saat kehamilan," ujarnya.
Winarni juga mengatakan penelitian terbaru menunjukkan ihwal kelainan GEN. "GEN ini bisa rusak kalau nutrisinya kurang bagus, yang sekarang Presiden sedang gencar-gencarnya mengatasi persoalan stunting, GEN itulah yang menyebabkan cacat, sehingga di semester pertama biasanya ibu-ibu mengalami mual dan muntah itu akan menyebabkan kurangnya vitamin tersebut," kata dja.
Maka untuk ibu hamil di semester pertama diharapkan untuk segera konsultasi ke bidan atau dokter untuk mendapatkan vitamin-vitamin yang dibutuhkan dalam rangka perkembangan janin.
Fakultas Kedokteran Universitas Jember menggelar kegiatan Bakti Sosial Operasi gratis bibir sumbing dan langit –langit dengan melibatkan berbagai pihak, diantaranya Departemen bedah plastik Universitas Airlangga Surabaya dan Rumah Sakit Paru Jember.
Kegiatan ini dilaksanakan sejak 29 September 2023 hingga 1 Oktober 2023 di RS Paru Jember. Sebanyak 13 pasien anak dari Karisidenan Besuki sekitarnya yang menderita bibir sumbing dan langit-langit menjalani tahapan operasi.
Ulfa mengatakan kegiatan ini merupakan wujud kepedulian Universitas Jember dengan dukungan Smile Train Indonesia terhadap masyarakat yang kurang mampu, melibatkan spesialis bedah plastik dari Fakultas Kedokteran bedah plastik Universitas Jember dan Universitas Airlangga Surabaya.
"Kami ingin membantu anak-anak yang menderita bibir sumbing agar dapat menjalani kehidupan yang normal, dan memberikan harapan baru dengan kondisi fisik mendekati normal lebih baik dari sebelumnya, serta memberi harapan lebih besar masa depan lebih ceria," kata Ulfa.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Paru Jember Sigit Kusuma Jati mengatakan kegiatan ini sebagai wujud kehadiran pemerintah Provinsi Jawa Timur bagi pasien bibir sumbing dan langit-langit. "Dalam satu tahun terakhir kami bekerjasama dengan Universitas Jember kurang lebih 200 pasien dilakukan operasi dan itu sudah tujuh tahun melakukan kerjasama melayani secara gratis," kata dia.
Pilihan Editor: Senat Universitas Jember Umumkan 6 Dosen Bakal Calon Rektor