Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak peralatan yang dapat dipakai untuk mencegah penularan virus corona. Masker, pelindung wajah atau face shield, sarung tangan, sampai ada yang memakai baju hazmat saat keluar rumah. Yang terakhir jadi terlalu ekstrem memang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Vice President Director Siloam Hospital Group, Caroline Riady menjelaskan beberapa bentuk pencegahan penularan virus corona yang masih salah kaprah di masyarakat. Salah satunya tentang pemakaian face shield.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Face shield berfungsi melindungi pemakainya dari cipratan. Kalau posisi pengguna face shield tidak terlalu dekat dengan orang lain, maka alat ini tidak signifikan digunakan," kata Caroline Riady dalam diskusi daring bertema 'New Normal Means New Danger?' pada Sabtu, 11 Juli 2020.
Ada orang yang menggunakan face shield tapi tidak memakai masker. "Itu salah. Cara pemakaian seperti ini tidak melindungi orang lain dari penularan si pemakai face shield," ucap dia. "Yang tepat, pakai face shield dan tetap menggunakan masker. Berlipat ganda perlindungannya."
Dokter Spesialis Anak dari Siloam Hospital, Yogi Prawira menambahkan, yang harus diwaspadai saat ini adalah penularan virus corona dari orang tanpa gejala atau OTG. "Orang ini terinfeksi Covid-19 tapi tidak terlihat sakit," katanya. Sebab itu, penggunaan masker menjadi penting karena melindungi diri sekaligus orang lain di sekitar.
Petugas yang mengenakan masker dan pelindung wajah memasukkan data pemohon di Mal Pelayanan Publik, Jakarta, Rabu, 17 Juni 2020. Mal Pelayanan Publik DKI Jakarta telah dibuka untuk umum sejak Senin, 15 Juni 2020 dengan tetap menerapkan protokol tahapan kesehatan Covid-19. Tempo/Tony Hartawan
Penggunaan masker harus menutupi hidung dan mulut. Pemakaiannya juga tak boleh dibolak-balik. "Bagian dalam kotor dari napas dan cipratan dari dalam diri, bagian luar juga kotor karena debu dan mungkin juga cipratan dari orang lain," kata Yogi Prawira.
Selain menggunakan peralatan tadi, kebiasaan mencuci tangan juga menjadi salah satu cara mencegah penularan virus corona. Cuci tangan yang benar, menurut dia, dengan menggunakan sabun dan air mengalir selama 20 detik. Bersihkan area telapak sampai pergelangan tangan, termasuk sela-sela jari dan kuku.
Menurut Caroline Riady, kedisiplinan adalah salah satu kunci mencegah penularan virus corona. Dia mengingatkan bahwa di setiap situasi baru memberikan tantangan yang berbeda. "Sudut pandangnya, ada kesempatan dan bahaya. Banyak yang harus diwaspadai dan butuh waktu sekitar tiga bulan untuk konsisten dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Setelah itu baru jadi kebiasaan," ucap dia.