Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

20 April 2024 | 22.29 WIB

Ilustrasi obat. TEMPO/Subekti
Perbesar
Ilustrasi obat. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Prof. Zullies Ikawati, menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi. Ia menanggapi unggahan di platform sebuah media sosial yang menyebut salah satu merek obat sakit kepala memiliki efek samping memicu anemia aplastik

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Kejadian anemia aplastik akibat obat termasuk jarang, apalagi seperti obat sakit kepala yang hanya digunakan dalam jangka pendek," kata Zullies, Jumat, 19 April 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, lembaga pengawasan obat pascapemasaran di Indonesia belum pernah menjumpai laporan kejadian anemia aplastik akibat minum obat, apalagi obat sakit kepala yang beredar di Indonesia sudah mendapatkan izin BPOM dan aman digunakan.

"Selama digunakan sesuai petunjuk pemakaian. Adanya informasi pada kemasan tentang risiko menyebabkan anemia aplastik memang perlu dicantumkan sesuai aturan BPOM walaupun kejadiannya sangat jarang, yaitu satu kasus per satu juta pengguna," jelasnya.

Jangan khawatir minum obat sakit kepala
Dia mengimbau masyarakat tak perlu khawatir minum obat sakit kepala meski ada informasi tentang efek samping anemia aplastik pada kemasannya. Apabila mengalami gejala sakit kepala yang terus menerus dan tidak kunjung sembuh dengan obat sakit kepala biasa, Zullies menyarankan segera diperiksa ke dokter karena mungkin merupakan gejala gangguan penyakit lain yang lebih berat.

Selain itu, dia mendorong masyarakat rutin memantau efek samping obat apapun, terutama jika digunakan dalam jangka waktu lama atau dalam dosis tinggi.

"Jika mengalami gejala yang mencurigakan seperti kelelahan yang tidak biasa, mudah memar, atau infeksi yang sering, sangat penting untuk segera menghubungi dokter," sarannya.

Zullies mengakui ada beberapa obat yang dilaporkan dapat berisiko menyebabkan anemia aplastik. Kemungkinan itu hanya pada penggunaan yang kronis dengan dosis besar dan tidak terjadi pada setiap orang. Meski jarang terjadi, beberapa obat yang dilaporkan berisiko menyebabkan anemia aplastik antara lain antibiotik Chloramphenicol, obat anti-inflamasi non-steroid seperti Indomethacin dan Fenylbutazon.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus