Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Pakar Ungkap Manfaat Daun Kelor bagi Pasien Hipertensi

Pakar mengatakan daun kelor memiliki manfaat yang sangat baik untuk kesehatan, termasuk untuk pasien hipertensi. Ini alasannya.

4 Juli 2022 | 20.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi daun kelor (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Daun kelor tinggi kandungan potasium, magnesium, dan kalsium yang berfungsi untuk mengendalikan tekanan darah. Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi (PERGIZI) dan Pangan Indonesia, Prof. Hardinsyah, mengatakan daun kelor memiliki manfaat yang sangat baik untuk kesehatan, termasuk untuk pasien hipertensi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Akhir-akhir ini banyak anjuran untuk membatasi garam, lawannya natrium (garam) ya potasium. Jadi, kalau kita banyak makan potasium itu dapat mengendalikan garam dalam tubuh dan mencegah hipertensi,” kata Hardinsyah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski demikian, Guru besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) itu mengingatkan kelor merupakan makanan sehat untuk mengontrol tekanan darah namun tidak dapat dijadikan obat bagi penderita hipertensi. Selain kandungan mineral yang tinggi, daun kelor juga tinggi serat, vitamin C, serta vitamin A yang berguna untuk meningkatkan imunitas tubuh dan mengendalikan gula darah.

"Vitamin C baik untuk imunitas tubuh sehingga tidak mudah terkena penyakit menular seperti flu dan mampu memelihara kesehatan kulit, terutama dalam proses penyembuhan luka sehingga tidak mudah infeksi," jelas Hardinsyah.

Ia menambahkan kebutuhan asupan vitamin C harian sudah dapat terpenuhi dengan mengonsumsi 50 gram daun kelor segar. “Tapi kalau kelor dibuat tepung dengan suhu tinggi, vitamin C berkurang jauh, mungkin tinggal 10 hingga 20 persen saja," jelasnya.

Vitamin A yang terkandung dalam daun kelor juga mengandung antioksidan berupa betakaroten yang berguna untuk menangkal radikal bebas, yang dapat menyebabkan penyakit kanker. Pohon kelor secara ekologi tergolong mudah tumbuh di daerah gersang atau kering seperti di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kelor sangat baik untuk mencegah stunting di daerah-daerah tandus yang sulit untuk tanam sayur dan buah karena batang kelor itu bisa tumbuh baik di tanah tandus seperti di NTT," kata Hardinsyah.

Ia mengatakan daun kelor dapat diolah menjadi sup kuah bening atau dimasak menjadi sayur santan (sayur bobor). Namun, ia mengingatkan supaya daun kelor tidak direbus terlalu lama, cukup 5-10 menit saja supaya antioksidan dan vitamin E tidak hilang dan dapat terserap tubuh.

"Kalau diolah dengan cara dimasak tumis cukup lima menit saja. Kelor juga bisa dicacah dan dicampur telur sehingga enak dikonsumsi anak-anak dan ibu hamil untuk meningkatkan asupan kalsium dan protein," papar Hardinsyah.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus