Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari Batik Nasional diperingati setiap tanggal2 Oktober. Untuk merayakan batik sebagai salah satu ikon budaya Indonesia, pembatik peranakan legendaris asal Kedungwuni, Pekalongan, Oey Soe Tjoen menggelar pameran batik bertajuk "Oey Soe Tjoen Persembahan untuk Budaya" di Tugu Kunstkring Paleis Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pameran ini menampilkan 40 helai kain Batik Tulis mahakarya Oey Soe Tjoen, dengan motif pesisir yang selalu menjadi ciri khasnya. Variasi motif itu lantas dikembangkan dalam bentuk buket bunga, kupu-kupu, dan burung. Usia kain yang digunakan Oey Soe Tjoen ada yang mencapai hampir 100 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Batik Pagi/Sore dalam versi digital yang dilihat melalui aplikasi Google Arts and Culture. Tempo/Rini K
Pameran Batik "Oey Soe Tjoen Persembahan untuk Budaya" dibuka oleh Executive Vice President Corporate Social Responsibility BCA Inge Setiawati. "Batik Tulis karya Oey Soe Tjoen merupakan mahakarya. Keindahan motif, desain, dan teknik pewarnaan yang tercermin dalam setiap helai kain melambangkan kearifan lokal bangsa Indonesia. Oey Soe Tjoen adalah legenda. Ia memberikan kontribusi besar dalam khasanah budaya Indonesia," kata Inge dalam sambutannya.
Dalam pameran itu, empat helai kain Batik Tulis karya Oey Soe Tjoen terbaru dilelang bagi Nasabah Solitaire BCA. Tak hanya memamerkan dan melelang batik, acara ini dimeriahkan dengan parade koleksi kebaya dan sarung encim karya Dewi Nugroho dari Museum Batik Jogja. Ada pula koleksi aksesoris etnik nusantara oleh Manjusha Nusantara.