Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Penglipuran di Bali Masuk Daftar Desa Wisata Terbaik UNWTO

UNWTO merilis daftar 54 desa terbaik di seluruh dunia, Penglipuran salah satunya.

21 Oktober 2023 | 19.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Penglipuran Village Festival (PVF) diihelat saban awal Desember, festival ini menjadi daya tarik wisatawan mancanegara. Dok. Kemenparekraf

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) telah mengumumkan daftar Desa Wisata Terbaik 2023 pada Kamis, 19 October 2023. Anugerah ini merupakan penghargaan kepada desa-desa yang terdepan dalam memelihara kawasan pedesaan dan melestarikan bentang alam, keanekaragaman budaya, nilai-nilai lokal, dan tradisi kuliner.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada edisi ketiga ini dipilih 54 desa dari seluruh wilayah dari hampir 260 aplikasi. Sebanyak 20 desa lainnya telah bergabung dalam Program Peningkatan, dan seluruh 74 desa kini menjadi bagian dari Jaringan Desa Wisata Terbaik UNWTO. Desa-desa tersebut diberi nama pada Sidang Umum UNWTO yang berlangsung minggu ini di Samarkand, Uzbekistan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pariwisata dapat menjadi kekuatan yang kuat untuk inklusivitas, memberdayakan komunitas lokal dan mendistribusikan manfaat ke seluruh wilayah,” tegas Sekretaris Jenderal UNWTO Zurab Pololikashvili. “Inisiatif ini mengakui desa-desa yang telah memanfaatkan pariwisata sebagai katalisator pembangunan dan kesejahteraan mereka.”

Desa Penglipuran Bali

Salah satu desa yang mendapatkan anugerah itu adalah Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli, Bali. Desa ini sejak lama menjadi primadona desa wisata di Pulau Dewata. 

Sebelum masuk daftar desa terbaik UNWTO, Penglipuran dinobatkan sebagai salah satu dari tiga desa terbersih di dunia. Desa ini juga pernah menyabet penghargaan Kalpataru, ISTA (Indonesia Sustainable Tourism Award) pada 2017, dan masuk dalam Sustainable Destinations Top 100 versi Green Destinations Foundation.

Desa ini dipenuhi dengan deretan tanaman hijau dengan udara yang sejuk. Tak boleh ada kendaraan bermotor di desa ini untuk menjaga lingkungan agar bebas dari polusi. Pengunjung juga dilarang membuang sampah sembarangan. Setiap 30 meter, ada tong sampah yang disediakan.

Desa ini juga menjaga tradisi dengan teguh. Tata ruang desa mengusung Konsep Tri Mandala yang digunakan turun-temurun. Konsep ini membagi tata ruang desa menjadi tiga wilayah yakni Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala. Utama Mandala merupakan tempat suci atau tempat para dewa, Madya Mandala permukiman penduduk, dan Nista Mandala zona khusus untuk pemakaman penduduk.

Seperti desa-desa adat umumnya, Penglipuran juga masih mempertahankan upacara adat. Salah satu upacara itu adalah Ngusaba untuk menyambut Nyepi. Selain itu, penduduk desa rutin melakukan upacara di Pura Penataran setiap 15 hari.

Selain Desa Penglipuran, desa yang termasuk daftar UNWTO ini berisi desa yang terpencil seperti Dhordo di India, yang terletak di jantung rawa garam yang sangat luas sampai tempat-tempat yang lebih terkenal seperti Shirakawa di Jepang, yang terkenal dengan bangunan 'gassh-zukuri', yang kini menjadi Situs Warisan Dunia.

Lima desa di Peru dan empat desa di Tiongkok masuk dalam daftar tersebut, serta komunitas dari Kazakhstan, Uzbekistan, dan Moldova.

TIME OUT | UNWTO | INDONESIA TRAVEL

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus