Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mugiah, seorang wanita berusia 63 tahun, telah menderita katarak selama dua tahun terakhir. Mugiah mengalami keterbatasan penglihatan yang signifikan. Kedua matanya terjangkit katarak bahkan mata sebelah kanannya sudah tidak bisa melihat sama sekali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wanita yang dulu berprofesi sebagai pedagang dan ibu rumah tangga ini mengaku mengalami banyak penurunan kualitas hidup akibat penyakit katarak. Kehidupan sehari-hari Mugiah sangat bergantung pada bantuan dari anak dan orang-orang sekelilingnya. “Jangankan untuk keluar beraktivitas, untuk pergi ke air dan ambil minum saja saya harus menunggu anak untuk menuntun. Apalagi jika harus berjualan, padahal hasil yang saya dapatkan dulu cukup membantu perenonomian keluarga. Makanya, begitu mendengar ada operasi katarak gratis yang diselenggarakan Erha, saya sangat bersyukur dan beharap ini dapat jadi jalan keluar dari masalah katarak ini," kata Mugiah dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 29 Juni 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mugiah adalah 1 dari 344 pasien yang mendapatkan manfaat operasi katarak gratis. Setelah menjalani operasi, ia mengalami perubahan hidup secara signifikan. Pengelihatan Mugiah dapat kembali normal dan beliau dapat menjalankan hidupnya seperti sedia kala.
Katarak salah satu masalah penglihatan yang cukup umum di Indonesia. Merujuk pada data survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) diperkirakan 3 dari 100 orang di Indonesia berusia lebih dari 50 tahun mengalami kebutaan. Jumlahnya sekitar 1,6 juta orang. Data ini pula menyebutkan 80 persen diantaranya disebabkan oleh katarak. Data itu menempatkan Indonesia sebagai negara dengan angka kebutaan tertinggi di Asia Tenggara.
Masalah katarak tentu saja sudah menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Pemerintah terus melakukan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, serta menargetkan penurunan gangguan penglihatan sebesar 25 persen pada 2030. Untuk mencapai target, kerja sama dan kolaborasi antara pihak pemerintah dan juga swasta pasti dibutuhkan.
Untuk mendukung target pemberantasan katarak di Indonesia, Erha mencoba ikut memberikan harapan dan perubahan positif bagi ribuan orang yang menderita katarak melalui program bakti sosial operasi katarak gratis. Acara ini dilaksanakan secara berkelanjutan di berbagai penjuru negeri. Dengan target 2 ribu penerima manfaat di tahun 2023, Erha berharap dapat memberikan bantuan yang signifikan kepada pasien penderita katarak untuk mendapatkan kembali penglihatan yang jernih, produktivitas, hingga kemampuan berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan sehari-hari.
"Dengan langkah ini, Erha juga berharap dapat memberikan kontribusi signifikan bagi masyarakat Indonesia dengan masalah penglihatan yang mengganggu, serta mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik bagi pasien dan orang-orang di sekelilingnya," kata Head of CSR & Corporate Relation Arya Noble Group, Oemar Saputra.
Oemar menambahkan, melalui program operasi katarak gratis ini, timnya berharap dapat mengembalikan penglihatan yang jernih kepada para pasien penderita katarak di Namlea, Maluku, sehingga mereka dapat kembali produktif dan berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan sosial. "Kami percaya bahwa setiap individu berhak mendapatkan kesempatan untuk menjalani hidup dengan kualitas yang lebih baik, terlebih lagi dalam hal kesehatan mata yang sangat penting," katanya.
Dalam mendukung kolaborasi itu, Tim Tenaga Kesehatan Erha dan Himpunan Bersatu Teguh (HBT) melakukan kegiatan bakti sosial operasi katarak gratis di Pulau Buru, Namlea, Maluku pada 20-23 Juni 2023. Dari 1000 partisipan yang mendaftar, 344 pasien katarak telah mendapatkan manfaat operasi secara gratis pada kegiatan sosial kemanusiaan “Katong Melihat Terang” yang diinisiasi oleh Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia (Setwapres RI) dan Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) yang didukung oleh Holding BUMN Bidang Pertambangan Mind Id, PT Antam, Tbk, Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI), Erha dan HBT. Selain operasi katarak, Kegiatan ini juga melakukan operasi bibir sumbing kepada 8 orang penderita, pengobatan umum & gigi kepada 4000 peserta, dan kegiatan lingkungan dalam penanaman benih pohon di Desa Dava, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, Maluku.
Selama Tahun 2017 - 2023 ini ERHA bersama dengan HBT telah berhasil mengoperasi 4.764 mata katarak di seluruh Indonesia. Dengan capaian dan dukungan dari berbagai pihak, Oemar optimis dapat membuat perbedaan yang nyata dalam hidup ribuan individu yang menderita katarak di Indonesia.