Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Aceh - Kementerian Sosial (Kemensos) menggelar operasi mata gratis untuk para pengidap katarak di berbagai wilayah Indonesia. Penyuluh Sosial Kemensos, Feri Afrianto mengklaim kegiatan itu sudah dua tahun berlangsung tanpa kegagalan prosedur yang mengakibatkan efek samping kepada pasien lanjut usia atau Lansia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kementerian Sosial itu sudah dua tahun bantu operasi (katarak), sudah lebih dari 7 ribu Lansia kita bantu operasi dan zero incident,” kata Feri saat mendampingi kegiatan operasi katarak gratis di RSUD Cut Meutia, Aceh Utara pada Selasa, 28 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Feri, keamanan prosedur penyembuhan katarak adalah salah satu hal yang disampaikan Kemensos kepada para penerima bantuan operasi mata gratis. Sebabnya, kata dia, masih banyak pengidap katarak yang enggan menjalani operasi karena khawatir gagal.
Feri menyebutkan ada sekitar 236 calon pasien yang tidak hadir saat pelaksanaan operasi mata gratis di RSUD Cut Meutia, Aceh Utara pada 28-29 Mei 2024. Hanya 399 orang menghadiri operasi dari 635 yang lolos screening dokter. "Banyak yang tidak hadir karena takut," ucap Feri.
Feri mengatakan ada isu yang beredar di masyarakat bahwa operasi katarak jika gagal bisa menyebabkan kebutaan. "Ada beberapa orang yang pernah operasi terus gagal, sehingga banyak isu di masyarakat takutnya operasi gagal," ujar dia.
Feri menyampaikan bahwa stigma yang ada di masyarakat terhadap prosedur operasi juga menjadi alasan. Beberapa warga Lansia, kata dia, membayangkan operasi sebagai hal yang menakutkan. Mereka juga disebut punya kekhawatiran dengan dokter yang tidak profesional.
Namun, Feri mengklaim bahwa tidak ada satu Lansia pun yang mengalami kebutaan permanen setelah mengikuti operasi gratis dari Kemensos. “Kami yakinkan ini zero incident dan semua masyarakat bisa melibat lebih baik walau tidak 100 persen normal,” kata Feri.
Sebelumnya, Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma mengatakan pengidap katarak justru tidak boleh terlambat menjalani operasi mata. Sebabnya, kata dia, penyakit itu malah bisa mengakibatkan kebutaan jika dibiarkan.
Risma menyinggung efek kebutaan terhadap pengidap dan orang-orang di sekitarnya. “Jika sudah menjadi disabilitas netra, maka produktivitasnya menurun bahkan bisa menjadi beban buat keluarga,” kata Risma melalui keterangan tertulis pada Selasa, 28 Mei 2024.
Pilihan Editor: Banyak yang Belum Paham Operasi Katarak, Begini Prosedurnya