Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis ortopedi dan traumatologi Rumah Sakit Fatmawati Jakarta, Dina Aprilya, mengatakan ergonomi penting untuk mencegah Occupational Overuse Syndrome (OOS) atau sekumpulan sindrom akibat gerakan-gerakan yang repetitif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ergonomi itu adalah ilmu menyesuaikan lingkungan sekitar dengan tubuh kita. Jadi bukan tubuh kita yang menyesuaikan ke lingkungan sekitar, menyesuaikan dengan posisi paling fisiologis, paling nyaman sebenarnya untuk tubuh kita," ujar Dina dalam siaran "Serba-serbi Masalah pada Tangan" oleh Kementerian Kesehatan, Senin, 20 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menjelaskan posisi yang nyaman bagi diri sendiri belum tentu nyaman bagi tubuh. Contohnya menggunakan laptop sambil tiduran di kasur. Menurutnya, prinsip ergonomi penting diterapkan untuk seluruh anggota tubuh, begitu pun dengan tangan.
Banyak gunakan tangan
Dina menyebut orang Indonesia rajin menggunakan tangan, baik dalam konteks profesional seperti sebagai pianis, dokter gigi, guru, atau untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Selain itu, masyarakat sering sekali memakai gawai untuk mengecek media sosial hingga berjam-jam.
Ketika kegiatan-kegiatan tersebut sudah berlebihan dilakukan maka dapat muncul rasa nyeri pada tangan seperti di buku-buku jari, pergelangan tangan, dan jempol. Biasanya, setelah minum obat bisa diatasi. Namun pada kasus-kasus yang dibiarkan berlarut-larut ada keluhan lain seperti jari yang terasa tersangkut.
Saat dirontgen, terlihat persendian antara tulang-tulang di tangan tidak terlihat sehingga terasa sakit. Dia mengatakan setiap orang punya batasan sendiri terkait rentang waktu menggunakan tangan untuk aktivitas. Ada yang lima jam sudah nyeri, ada yang 6-7 jam sudah mulai merasakan sakit.
"Yang perlu kita terapkan dari prinsip ergonomi itu di antaranya intermittent stretching dan memutus rantai kontraksi otot yang berulang-ulang dan lama, jadi bisa antara 45 sampai 60 menit itu dijeda," sarannya.
Dia menyarankan memasang alarm untuk mengingatkan waktu untuk peregangan, juga untuk melakukan hal lain yang terlupakan saat fokus berkegiatan seperti minum air putih atau ke kamar mandi. Menurutnya, peregangan harus melibatkan seluruh anggota tubuh untuk menghindari keluhan-keluhan seperti sakit tangan, punggung, dan saraf kejepit di leher.