Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kita sering melihat di televisi atau film, bagaimana orang yang tidak sadarkan diri dadanya ditekan-tekan untuk memijat jantungnya, dan kadang ditambah napas buatan. Tujuannya tentu saja merangsang jantung dan membuat orang tersebut terbangun dan menyelamatkan nyawanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Spesialis Jantung RSUD dr. Soewandhie Surabaya, dr. Samuel Sudanawidjaja, Sp.JP., menjelaskan dalam memberikan penanganan bantuan hidup dasar ini dibutuhkan penanganan cepat dan tepat. Pertama yang harus dilakukan adalah pijatan jantung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Pijatan jantung ini harus tepat dan dilakukan secara terus menerus sebelum ada reaksi dari korban atau sebelum pertolongan yang lebih besar datang menangani," kata Samuel.
Samuel mencontohkan, pijatan jantung ini bisa dipraktikkan ketika tiba-tiba ada orang yang mengalami henti jatung, misalnya saat jogging. Karena itu, pijatan jantung ini wajib dilakukan, sebab jika dibiarkan henti jantung maka aliran darah juga akan terhenti, sehingga dari situ dapat mengakibatkan kerusakan pada otak.
"Pijat jantung prinsipnya itu dilakukan selama pasien masih belum ada respon. Ini kan bantuan hidup dasar tapi perannya sangat besar sekali," paparnya.
Selain pijat jantung, Samuel mengatakan pentingnya memberikan napas buatan untuk korban. Namun, upaya itu tidak harus dilakukan jika penolong tidak bersedia memberikan napas buatan terhadap korban.
Putri Charlene dari Monako saat memberikan contoh pertolongan pertama pada anak-anak. REUTERS/Denis Balibouse
"Yang paling penting pijat jantungnya jangan sampai berhenti," ujarnya.
Menurutnya, penangan ini sangat diperlukan. Selain itu, pemahaman ini juga harus dimiliki oleh setiap orang, tidak hanya petugas Puskesmas saja.
"Jadi, kita bisa menolong siapa pun dan di mana pun dengan cepat dan tepat," katanya.
"Intinya, jika terjadi henti jantung mereka paham bisa memberikan pertolongan pertama yang tepat, jadi kemungkinan orang untuk ditolong itu lebih besar," tuturnya.