TUMPUKAN kerak kolesterol yang menumpuk di dinding pembuluh darah tampaknya tidak sulit lagi disapu. Sebuah alat yang menggunakan sistem teknologi ultrasonik telah dikembangkan di Universitas California, Amerika Serikat, belum lama ini. Alat ini memungkinkan ahli bedah melihat jumlah endapan kolesterol sebelum mereka mengeroknya. Timbunan kolesterol yang menempel di dinding pembuluh arteri, misalnya, jelas akan membangkitkan penyakit jantung. Selama ini cara untuk melonggarkan aliran darah itu antara lain dengan sistem by pass atau menggunakan balon yang dimasukkan dengan sistem kateterisasi. Kini Paul G. Yock, seorang ahli jantung di Universitas Califarnia, Amerika Serikat, telah mengembangkan teknologi ultrasonik untuk menyapu endapan kolesterol itu. Cara kerja alat yang bentuknya ramping itu adalah dengan memasukkannya pada pembuluh darah. Perangkat ultrasoniknya ditempelkan di ujung bor itu. Sinyal ultrasonik mengeluarkan gelombang suara berfrekuensi tinggi dan menerima gelombang itu saat dipantulkan oleh dinding jaringan di sekitarnya. Sistem itu memungkinkan monitor untuk membuat suatu gambaran 360 derajat secara terus-menerus dari pembuluh arteri yang dilewati. Jika bor yang sudah dimasukkan ke pembuluh darah itu menemukan tumpukan kerak kolesterol maka saat itu pisau pemotong akan muncul secara otomatis pada pintu alat itu. Kemudian benda kecil ini dengan mudah menyapu kolesterol yang menumpuk di dinding pembuluh darah. Hasil sapuan itu lalu disedot keluar. Tanpa pemandu ultrasonik, menurut Paul G. Yock, kecepatan dari pemotongan itu memang sangat terbatas sehingga para ahli bedah harus mampu menghindari pemotongan dinding pembuluh darah yang normal. "Sedangkan dengan cara kerja alat baru ini kita bisa menuntunnya secara lebih tepat, dan dapat mengangkat kerak kolesterol dalam persentase yang lebih besar," kata Yock. Dalam penelitiannya terhadap alat ini para peneliti berhasil menemukan jumlah kerak kolesterol dua kali lebih banyak dibandingkan dengan sistem konvensional. Yock mengatakan, hasil tadi mendorong penelitian lebih lanjut. Tapi penerapan alat itu secara klinik masih ditunggu. Alat yang dilengkapi dengan ultrasonik itu belum didaftarkan ke FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Meski sedang disempurnakan, alat penyapu ini menjanjikan mampu membantu para ahli jantung dalam melakukan teknik yang dikenal sebagai atherectomy dengan memakai bor yang ramping dan berkecepatan tinggi untuk mengiris kerak di pembuluh arteri. Sebagai salah satu metoda untuk menyembuhkan penyakit jantung, sistem ini telah disetujui FDA sejak satu setengah tahun lalu. Tapi saat itu belum memanfaatkan gelombang ultrasonik. Sehingga sistem itu menghadapi kendala, karena belum mampu memberikan gambaran tepat di mana letak timbunan kerak kolesterol yang menyumbat pembuluh darah itu. Jika sukses, menurut Dokter Edi Hartanuh, alat itu bisa digunakan untuk penindakan dini bagi penderita serangan jantung. Walaupun dalam penerapannya metoda itu membutuhkan ketelitian dan kecermatan yang tinggi. Sebab pembuluh darah yang dibor itu sangat kecil, yaitu berdiameter 2-3 mm. "Jadi kalau tidak hati-hati malah bisa menimbulkan kelecetan pada dinding lain sehingga muncul masalah baru," kata ahli jantung di RS Jantung Harapan Kita, Jakarta, ini kepada TEMPO. Dengan ditemukannya teknologi pelacakan dan sekaligus penyapuan kolesterol ini, menurut Edi Hartanuh, setidaknya dapat dipakai sebagai alternatif untuk mengatasi para penderita penyakit jantung koroner. Sistem itu bisa dijadikan pilihan pertama. Sebab terkadang ada pula kerak kolesterol itu tetap bandel sehingga walaupun menggunakan alat baru ini timbunan lemak itu tetap saja bercokol. Kalau sudah begini, tindakan by pass harus dilakukan. Gatot Triyanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini