Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Penyebab Nyeri Sendi di Usia Muda

Dokter mengatakan kurang aktivitas fisik, pola makan buruk, hingga gaya hidup tidak aktif berkontribusi pada munculnya nyeri sendi di usia muda.

2 Juli 2024 | 14.20 WIB

Ilustrasi radang sendi. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi radang sendi. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Data Kementerian Kesehatan 2018 menyebut 35 persen masyarakat Indonesia kurang aktivitas fisik, yang meningkatkan risiko kematian hingga 30 persen dibanding yang aktif. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat kurangnya aktivitas fisik adalah penyebab kematian nomor empat di dunia. Dokter residen pengobatan fisik dan rehabilitasi Adrian Setiaji mengatakan kurang aktivitas fisik, pola makan buruk, hingga gaya hidup tidak aktif berkontribusi pada munculnya nyeri sendi di usia muda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Fenomena remaja jompo menunjukkan generasi muda semakin sering mengalami nyeri sendi, yang biasanya dialami oleh orang dewasa. Kurangnya aktivitas fisik, pola makan buruk, dan gaya hidup tidak aktif berkontribusi pada kondisi ini," kata Adrian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dia menjelaskan gaya hidup modern, termasuk kebiasaan duduk lama di depan komputer, memperburuk kesehatan sendi. Pekerja kantoran sering mengalami nyeri sendi akibat posisi duduk yang statis dan penggunaan komputer berlebihan dan kurang istirahat serta postur tubuh yang tidak ergonomis.

Risiko osteoporosis
Dia juga menjelaskan gejala awal osteoporosis sering kali tidak terasa hingga terjadi patah tulang. Beberapa tanda awal termasuk nyeri punggung akibat patah tulang vertebra, penurunan tinggi badan, dan postur tubuh yang bungkuk.

Adapun faktor risiko osteoporosis meliputi usia lanjut, kekurangan kalsium dan vitamin D, gaya hidup sedentari, merokok, minum alkohol berlebihan, serta riwayat keluarga dengan osteoporosis. Wanita pascamenopause juga berisiko lebih tinggi karena penurunan hormonestrogen.

Untuk mencegah osteoporosis dan menjaga kesehatan sendi, Adrian merekomendasikan latihan sederhana seperti peregangan otot punggung dan kaki serta olahraga ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau yoga. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus