Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Perawatan Laser Wajah Bikin Kulit Mengelupas? Ini Faktanya

Sebagian orang menghindari perawatan laser wajah karena khawatir efek sampingnya. Faktanya?

9 Oktober 2019 | 20.05 WIB

Perawatan laser wajah
Perbesar
Perawatan laser wajah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Teknologi laser tengah digandrungi untuk perawatan kulit, khususnya untuk masalah pigmentasi seperti bekas jerawat dan flek-flek hitam. Namun, banyak pula yang enggan melakukan perawatan laser karena takut akan efek sampingnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Perawatan kulit menggunakan laser umumnya memang menimbulkan efek samping, seperti kulit merah-merah dan pengelupasan atau downtime. Biasanya itu berlangsung beberapa hari sehingga tidak diperbolehkan berdandan atau menggunakan produk tertentu.

Efek samping lain yang ditakuti adalah laser membuat flek hitam bertambah parah. Tapi, benarkah perawatan kulit dengan laser menimbulkan kedua efek tersebut?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pakar kecantikan yang juga Medical Director Evitderma Dermatology and Aesthetic Clinics Dwindi Saptania mengatakan, teknologi laser semakin maju sehingga muncul generasi baru seperti PicoWay. Teknologi laser untuk kasus pigmentasi ini menggunakan laser picosecond yang mengeluarkan energi besar dalam waktu singkat.

“Tembakannya cepat sekali sehingga kerusakannya minim,” kata dia saat meresmikan cabang baru Evitderma Dermatology and Aesthetic Clinics di Jalan Hang Lekir, Jakarta, Rabu, 9 Oktober 2019.

Ia menjelaskan, untuk menghilangkan bekas jerawat, perawatan laser generasi baru bekerja dengan “melukai” kulit untuk merangsang pertumbuhan jaringan baru. Hanya saja, luka itu tidak terlihat atau terasa.

“Dia akan merangsang kolagen supaya terproses naik secara alami alami, bukan disuntik. Tapi ini tegantung usia pasien. Semakin muda semakin cepat naiknya kolagen,” kata Dwindi.

Namun, Dwindi mengatakan perawatan laser juga punya kekurangan karena tidak dapat digunakan untuk area dekat mata. Alasannya, energi yang dikeluarkan laser itu begitu kuat sehingga dikhawatirkan dapat menembus mata.

“Kekurangannya mata harus ditutup dengan kacamata besi, sedangkan pasien banyak keluhan di area mata,” kata dia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus