Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Di dunia kesehatan mental, sering terdengar istilah psikolog dan psikiater. Meski keduanya bekerja untuk membantu mengatasi gangguan mental, peran, pendidikan, dan pendekatan yang digunakan sangat berbeda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mari bahas perbedaan antara psikolog dan psikiater serta fokus tugasnya masing-masing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Psikolog
psikolog adalah profesional yang memiliki keahlian dalam memahami perilaku manusia dan gangguan mental melalui pendekatan psikologis. Mereka sering bekerja dengan pasien yang mengalami kecemasan, depresi, dan masalah perilaku lainnya.
Psikolog berfokus pada pemberian terapi untuk membantu individu mengatasi masalah emosional dan mental melalui percakapan atau psikoterapi. Psikolog juga dapat mendiagnosis gangguan mental, tetapi tidak dapat memberikan obat-obatan karena mereka bukan dokter medis.
Menurut medschool.ucla.edu, untuk menjadi psikolog, seseorang memerlukan pendidikan S1 hingga S2 di bidang psikologi, kemudian magang klinis, dan kerja pascadoktoral. Banyak psikolog melanjutkan pendidikan hingga meraih gelar doktor (PhD atau PsyD).
Adapun psikolog klinis yang memiliki spesialisasi dalam penanganan gangguan mental, menggunakan berbagai jenis terapi dalam pengobatan pasiennya. Terapi tersebut mencakup perilaku kognitif (CBT), terapi psikoanalitik, dan terapi dialektikal untuk membantu pasien.
Meskipun psikolog tidak dapat meresepkan obat-obatan, mereka memiliki peran penting dalam perawatan pasien. Psikolog dapat bekerja sama dengan psikiater untuk memberikan terapi lanjutan setelah pasien menerima pengobatan medis.
Psikiater
Sementara itu, psikiater adalah seorang dokter medis yang memiliki spesialisasi dalam bidang psikiatri. Mereka memiliki gelar dokter dan telah menjalani pendidikan medis yang panjang, sekitar 11 tahun atau lebih, yang mencakup pendidikan kedokteran umum, pelatihan sebagai dokter umum, dan spesialisasi dalam psikiatri.
Dikutip dari Your Healthy Mind, psikiater tidak hanya mengandalkan terapi psikologis, tetapi juga memiliki wewenang untuk meresepkan obat-obatan. Psikiater dapat mendiagnosis dan merawat gangguan mental yang lebih kompleks, seperti depresi berat, skizofrenia, dan gangguan bipolar.
Selain memberikan obat, psikiater juga dapat melakukan terapi psikologis dan prosedur medis tertentu, seperti terapi elektrokonvulsif (ECT) untuk gangguan mental yang lebih serius. Mereka menangani pasien dengan masalah mental yang memerlukan perhatian medis dan pengobatan bersamaan, yang biasanya tidak dapat diselesaikan hanya dengan terapi percakapan.
Psikiater lebih sering menangani pasien dengan kondisi mental yang berat, di mana pengobatan medis sangat diperlukan untuk mendukung perawatan psikologis.
Perbedaan Utama
Perbedaan utama antara psikolog dan psikiater terletak pada pelatihan, jenis perawatan yang diberikan, dan kemampuan untuk meresepkan obat. Psikolog berfokus pada terapi percakapan dan tidak dapat memberikan obat-obatan, sedangkan psikiater, sebagai dokter medis, dapat meresepkan obat-obatan dan melakukan prosedur medis yang berkaitan dengan kesehatan mental.
Psikolog umumnya menangani masalah mental ringan hingga sedang, seperti kecemasan, depresi, dan masalah perilaku, melalui terapi berbicara. Sementara itu, psikiater lebih sering menangani gangguan mental yang kompleks dan serius, yang memerlukan pendekatan medis, seperti pengobatan dan terapi medis.
Kedua profesi ini sering bekerja sama untuk memberikan perawatan yang lebih komprehensif. Misalnya, seorang psikiater mungkin merujuk pasien ke psikolog untuk mendapatkan terapi lanjutan setelah pengobatan medis diberikan. Beberapa pasien bahkan bisa mendapatkan perawatan dari psikolog dan psikiater secara bersamaan, tergantung pada kondisi mereka.
Jika Anda bingung tentang apakah sebaiknya menemui psikolog atau psikiater, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter umum. Mereka dapat memberikan saran mengenai jenis perawatan yang tepat untuk Anda, apakah melalui terapi psikologis atau pengobatan medis. Dalam beberapa kasus, pasien dapat memerlukan perawatan dari keduanya untuk hasil yang lebih optimal.