Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog anak dan keluarga dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Sani Budiantini Hermawan mengingatkan bahwa kemampuan anak dalam mengendarai sepeda, khususnya sepeda listrik tidak bisa dianggap remeh. Penting bagi orang tua menyiapkan mentalnya dalam mengendarai kendaraan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, penggunaan sepeda listrik oleh anak-anak sebagai alat transportasi untuk pergi dan pulang sekolah kini semakin marak. Berbagai kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan sepeda listrik, terdapat hal yang perlu dipertimbangkan, terutama terkait kesiapan mental anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kita harus pantau keterampilannya supaya mahir dalam menggunakan rem, mengarahkan setang dan kemudian spontanitas, ketika ada sesuatu yang terjadi di jalanan juga dia bisa mengantisipasi dengan baik. Sehingga, tidak bisa instan," kata Sani pada Sabtu 14 September 2024.
Selain kemampuan anak, kondisi jalan juga harus diperhitungkan, menurutnya tidak semua jalur yang dilalui oleh anak-anak menuju sekolah aman untuk sepeda listrik, sehingga orang tua perlu melakukan survei terhadap rute yang dilalui anak sehari-hari.
Faktor jarak juga menjadi bahan pertimbangan, apabila jarak dari rumah ke sekolah terlalu jauh, anak bisa merasa lelah di tengah perjalanan, dan ini dapat meningkatkan risiko kecelakaan karena kelelahan memengaruhi kemampuan mereka untuk tetap fokus dan responsif terhadap lingkungan sekitar.
Salah satu hal yang sering kali diabaikan adalah kesiapan mental anak, karena menurut Sani, usia tidak selalu menjadi indikator bahwa anak sudah matang secara mental untuk menghadapi risiko berkendara di jalan raya. "Tentunya apakah anak taat dalam bersepeda, mengingat sepeda itu sudah di dalam jalanan umum yang tadi ada faktor bahaya, risiko, kepadatan, dan kemudian pengendara transportasi lain itu juga perlu diperhitungkan jangan sampai anak juga belum mahir, belum paham aturan, akhirnya membahayakan diri atau orang lain," ungkapnya
Sani juga mengingatkan bahwa orang tua harus bertanya kepada anak apakah mereka merasa nyaman menggunakan sepeda listrik sebagai alat transportasi ke sekolah.
Meski begitu, ia pun meminta agar orang tua tetap waspada terhadap stres yang mungkin dialami anak selama di jalan, karena stres bisa timbul jika anak sering terlambat dan akhirnya berkendara sembrono, atau karena mereka belum sepenuhnya mahir dan tidak paham aturan.
Stres itu bisa berdampak negatif hingga membuat anak mengalami kecelakaan atau menganggu kinerja anak di sekolah. Oleh karena itu, selain keterampilan dan kesiapan mental, kenyamanan anak juga menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan penggunaan sepeda listrik untuk perjalanan ke sekolah.