Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Pneumonia Bisa Serang Orang yang Kurang Istirahat

Dokter: Infeksi pneumonia bisa menjadi berat jika seseorang tidak menjaga kebugaran dan kurang istirahat ketika menjalani aktivitas.

4 Februari 2025 | 19.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi pneumonia. Foto : Radiopaedia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (DPKR) Faisal Yunus mengatakan infeksi pneumonia bisa menjadi berat jika seseorang tidak menjaga kebugaran dan kurang istirahat ketika menjalani aktivitas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Orang misalnya kecapean, kurang tidur, kurang istirahat nah, itu juga bisa banyak orang jadi dapat pneumonia," katanya Senin 3 Februari 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, aktris Taiwan, yang terkenal dengan peran Sanchai di serial Meteor Garden, Barbie Hsu meninggal pada Ahad, 2 Februari 2025 dalam usia 48 tahun. Ia meninggal karena pneumonia yang dipicu flu saat melakukan perjalanan dari Jepang.

Faisal mengatakan sama seperti saat waktu pandemi COVID-19, pneumonia bisa menyerang pada orang-orang yang sedang tidak fit karena kurang istirahat atau kelelahan. Pneumonia juga dapat menjadi berat pada orang-orang yang juga memiliki penyakit penyerta atau komorbid yang tidak dikontrol, sehingga infeksi menjadi ganas.

Selain itu, infeksi pada saluran pernapasan ini juga bisa memberat jika seseorang memiliki daya tahan tubuh yang lemah seperti pengidap HIV, diabetes, dan penyakit kronik lainnya.

Dokter di Rumah Sakit Persahabatan ini mengatakan penyebaran virus penyebab pneumonia dalam masyarakat atau community-acquired pneumonia (CAP) sebenarnya relatif lebih ringan dan bisa dilakukan berobat jalan.

Namun jika virus yang menyebar memang ganas seperti COVID-19, maka pada orang-orang dengan daya tahan tubuh lemah akan mudah terinfeksi dan menjadi berat. Jika ada gejala batuk dan sesak napas hingga penurunan kesadaran maka perlu penanganan dokter untuk dilakukan anamnesis lebih lanjut.

"Yang penting kita anamnesis, kita nanya batuk-batuk, ada berdahak ga? Apalagi kalau dahaknya warna kuning-hijau gitu, biasanya infeksinya bakteri. Kalau infeksi virus sih dahaknya ga berwarna," katanya.

Ia juga menjelaskan untuk lebih waspada pada penularan pneumonia yang lebih berat di tempat lainnya seperti di rumah sakit karena tempat berkumpul berbagai penyakit, dan pada orang yang menjalani pengobatan dengan menggunakan alat bantu nafas atau ventilator di ICU.

Faisal juga kembali mengingatkan agar masyarakat kembali meningkatkan kesadaran akan kesehatannya dengan mengontrol penyakit jika sudah ada komorbid, cukup istirahat dan cukup makan agar daya tahan tubuh kuat.

"Karena pneumonia ini menularnya lewat udara, mungkin ada orang yang batuk, atau orang yang flu kita jangan deket-deket, misalkan lagi kurang enak, badan, setelah istirahat, ya kalau kemana-mana pakai masker lah, supaya kita tidak terinfeksi, kalau ada batuk-batuk ya berobat," kata Faisal.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus