Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

29 April 2024 | 20.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi petugas kesehatan memberikan vaksinasi kepada seorang anak murid perempuan. FOTO ANTARA/Ampelsa/FR

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) meminta masyarakat segala umur, dari bayi hingga lanjut usia, untuk mendapatkan imunisasi demi perlindungan kesehatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Berkembang konsep yang namanya imunisasi sepanjang umur, jadi tidak fokus pada anak atau dewasa tapi sepanjang umur,” kata penasihat Satuan Tugas Vaksin Dewasa PAPDI, Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD-KAI di Jakarta, Senin, 29 April 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menjelaskan sejalan dengan perkembangan ilmu kesehatan di dunia, khususnya di bidang imunisasi, terdapat perubahan fokus di mana imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga menilai vaksinasi pada dewasa memiliki manfaat yang sama seperti pada anak-anak.

Jenis vaksin yang dibutuhkan
Vaksinasi dewasa merupakan lanjutan dari vaksinasi anak-anak dengan beberapa tambahan vaksin tertentu. Ia memberi contoh kasus radang paru-paru atau pneumonia pada anak di bawah 5 tahun cukup tinggi dengan angka kematian yang relatif tinggi. Sementara angka kejadian pneumonia pada usia di atas 50 tahun sangat tinggi dengan angka kematian sangat tinggi.

Karena itu, perlindungan dari risiko pneumonia melalui vaksinasi akan memberi manfaat besar. Samsuridjal juga menjelaskan orang berusia minimal 44 tahun paling tidak telah mendapatkan vaksin influenza satu tahun sekali, pneumonia sekali seumur hidup, dan imunisasi tetanus, difteri, pertusis 10 tahun sekali.

“Setiap orang, umur berapa pun dia maka harus menanyakan pada dirinya sendiri terkait vaksin apa yang perlu didapatkan dan apakah sudah mendapatkannya,” ujarnya.

Seementara itu, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Vaksin Dewasa PAPDI, Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, mengatakan imunisasi merupakan langkah pencegahan penyakit paling tepat dibanding pengobatan penyakit itu sendiri. Pada pneumonia, terdapat risiko resistensi antibiotik di mana bakteri, virus, jamur, dan parasit tidak mampu dimatikan oleh antibiotik. Tidak hanya itu, biaya pengobatan suatu penyakit seringi lebih mahal dari biaya imunisasi.

“Banyak publikasi yang berhubungan dengan hitung-hitungan biaya vaksin yang kita beli dibandingkan pengobatan kalau sakit, itu biayanya jauh lebih besar kalau orang menderita sakit,” tegasnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus