Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Transient Global Amnesia merupakan kondisi hilang ingatan yang tidak terkait dengan kondisi neurologis. TGA biasanya hanya bersifat sementara. Saat mengalami TGA, ingatan terhadap kejadian yang baru saja berlangsung akan hilang begitu saja. Melansir Cleveland Clinic, TGA dialami 3 hingga 10 orang dari setiap 100.000 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Transient Global Amnesia (TGA) benar-benar membuat penderitanya tidak ingat apa yang baru saja dialaminya baru-baru ini. Pengidap tidak dapat mengingat sedang berada di mana atau bagaimana bisa sampai di sana. Meski begitu, pengidap TGA masih bisa mengenal dirinya dan orang-orang terdekatnya. TGA secara umum tidak berbahaya. Kondisi ini biasanya hanya berlangsung dalam periode waktu yang pendek karena ingatan akan segera membaik. Dalam kebanyakan kasus, TGA berlangsung rata-rata 6 jam. Pada kasus yang jarang terjadi, gejala dapat bertahan hingga 24 jam.
Penyebab dan Gejala
TGA diidentifikasi dari gejala utamanya, yakni ketidakmampuan untuk membentuk ingatan baru dan mengingat masa lalu. Tanda dan gejala ini harus ada untuk mendiagnosis amnesia global sementara:
- Tiba-tiba kehilangan ingatan
- Retensi identitas pribadi meskipun kehilangan ingatan
- Kemampuan kognisi normal, seperti kemampuan untuk mengenali dan menamai objek yang dikenal dan mengikuti petunjuk sederhana
- Tidak adanya tanda-tanda yang menunjukkan kerusakan pada area otak tertentu, seperti kelumpuhan anggota badan, gerakan yang tidak disengaja atau gangguan pengenalan kata
Gejala dan riwayat tambahan yang dapat membantu mendiagnosis TGA:
- Durasi tidak lebih dari 24 jam dan umumnya lebih pendek
- Pengembalian memori secara bertahap
- Tidak mengalami cedera kepala baru-baru ini
- Tidak ada bukti kejang selama periode amnesia
- Tidak ada riwayat epilepsi aktif
Penyebab TGA masih belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Diperkirakan TGA ada kaitannya dengan pengidap yang mempunyai riwayat sakit kepala.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Professor neurologi dari University of Exeter Medical School Adam Zeman, dalam karya ilmiahnya berjudul Borderland of Epilepsy Revisited menyatakan bahwa apa yang ia pikirkan terjadi adalah hippocampus, yakni bagian dari struktur otak yang menyimpan memori dan emosi, dimatikan untuk sementara. Hal itu dapat membuat pengidapnya kehilangan memori dari beberapa minggu terakhir dan tidak bisa membuat kenangan baru saat aktivitas berlangsung.
Dalam risetnya yang meneliti 142 wanita dengan riwayat transient global amnesia mengungkapkan, kasus ini bisa terjadi karena adanya sebuah kejadian emosional yang amat memengaruhi kehidupan pengidap. Orang yang memiliki riwayat sakit kepala lebih berpotensi mengalaminya.
HATTA MUARABAGJA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.