Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Ragam Tujuan Orang Menikah, dari Status sampai Materi

Setiap orang punya tujuan sendiri saat menikah, ingin membangun keluarga bahagia atau sekedar mencari status dan materi.

23 Agustus 2023 | 20.50 WIB

Ilustrasi Pernikahan/Alissha Bride
Perbesar
Ilustrasi Pernikahan/Alissha Bride

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap orang punya tujuan sendiri saat memutuskan untuk menikah. Mereka punya standar hidup sendiri yang relatif dengan hasil yang paling bermanfaat, baik buat diri sendiri maupun sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Mematuhi prinsip-prinsip umum tersebut merupakan cara untuk saling percaya, menghormati, dan saling mendukung. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Prinsip umum tersebut menawarkan prospek terbaik untuk bahagia. Orang yang mungkin berbeda dari kerangka tersebut melakukannya atas risiko sendiri. Seiring perkembangan zaman, kehidupan perkawinan mengalami perubahan. Di zaman modern ini semakin sedikit, bahkan tidak ada, mengenai pembatasan kepemilikan properti, pekerjaan, pendidikan, ekspresi politik, kebebasan bergerak, dan sebagainya.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mungkin ada bentuk hubungan ideal yang dicita-citakan banyak orang. Dalam masyarakat yang majemuk dan cepat berubah, Anda mungkin menemukan kebahagiaan pernikahan dengan berbagai cara. Saat ini juga banyak yang yakin pondasi pernikahan tidak terlalu kuat. Berikut berbagai tipe pernikahan beserta risikonya menurut Psychology Today

Ilustrasi pernikahan. Shutterstock

Cek tipenya
Yang pertama adalah pernikahan berdasar pekerjaan. Umumnya, pasangan yang bekerja di luar rumah tidak sering hadir di rumah. Mereka cenderung tidak ada hubungan romantis dengan pasangan. Karena terlalu fokus ke pekerjaan, hubungan emosional dengan anak mungkin kurang. Pernikahan tipe ini mungkin akan goyah ketika ada masalah pekerjaan atau salah satunya kehilangan komitmen. Namun, kelebihan pada pasangan yang bekerja ini ada tambahan uang atau materi untuk pendidikan anak-anak, masa pensiun, dan pengeluaran mendadak.  

Berikutnya menikah hanya demi status sosial. Perkawinan macam ini biasanya mementingkan identitas dan status sosial. Pasangan yang terhormat dianggap sebagai aset bernilai tinggi di kehidupan sosial. Peran ayah dan ibu dianggap sebagai status terhormat. Suami istri boleh saling mengabaikan tetapi tidak boleh meninggalkan anak-anak.  Namun, bahayanya pernikahan ini mungkin dapat membuat pasangan mudah bosan dengan hubungan tersebut. Apalagi jika orang lain merasa terbiasa dengan hubungan seperti itu. Hal tersebut dapat membuat status sosial pernikahan berkurang. 

Ada pula yang menikah hanya sekedar untuk senang-senang. Pernikahan ini biasanya didasari main-main saja. Pasangan biasanya menikah karena ingin mencoba hal-hal baru, mengambil risiko, dan bersenang-senang saja. Mereka tidak berpikir pernikahan menghalangi kehidupan masa muda. Namun, bahaya pernikahan ini adalah pencarian terus-menerus akan kesenangan sering kali tanpa hasil dan merugikan diri sendiri.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus