Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Retinitis pigmentosa disingkat RP adalah penyakit mata langka yang menyerang retina, yakni lapisan di belakang mata yang berfungsi memicu impuls saraf melalui saraf optik ke otak untuk membentuk penglihatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir National Eye Institute, RP disebabkan oleh perubahan gen yang mengontrol sel-sel di retina. RP membuat sel-sel di retina yang disebut fotoreseptor rusak dan tidak berfungsi sebagaimaan mestinya. Penderita RP seiring waktu akan kehilangan penglihatannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
RP merupakan penyakit genetik yang dibawa sejak lahir. Seperti disebutkan di awal, penyakit ini sangat langka. Melansir Web MD, RP diperkirakan hanya diderita 1 dari 4.000 orang.
Gejala Retinitis Pigmentosa
Gejala awal RP yang paling umum adalah hilangnya penglihatan pada malam hari, biasanya dimulai ketika masa kanak-kanak. Anak-anak dengan gejala awal RP akan kesulitan bergerak dalam gelap atau menyesuaikan diri dengan cahaya redup.
RP juga menyebabkan hilangnya penglihatan samping (perifer) sehingga penderitanya akan kesulitan melihat sesuatu dari dari sudut mata. Seiring waktu, bidang penglihatan Anda menyempit hingga Anda hanya memiliki beberapa penglihatan sentral.
Beberapa orang dengan RP kehilangan penglihatan mereka lebih cepat daripada yang lain. Akhirnya, kebanyakan orang dengan RP kehilangan penglihatan samping dan penglihatan sentral mereka.
RP berhubungan dengan banyak gen yang berbeda dan dapat diwariskan dengan cara yang berbeda. Terkadang RP terjadi sebagai bagian dari kondisi genetik lainnya, seperti sindrom Usher. Sindrom Usher menyebabkan gangguan penglihatan dan pendengaran.
Tidak ada obat untuk RP. Tetapi sejumlah penanganan dapat memperlambat kehilangan penglihatan, diantaranya:
Konsumsi Acetazolamide: Pada tahap selanjutnya dari RP, area kecil di tengah retina dapat membengkak. Ini disebut edema makula yang bisa mengurangi kemampuan penglihatan. Obat ini dapat meredakan pembengkakan dan meningkatkan penglihatan.
Konsumsi Vitamin A palmitat: Dosis tinggi senyawa ini dapat sedikit memperlambat retinitis pigmentosa setiap tahun. Perlu berhati-hati dalam pemakaian karena dosis yang terlalu banyak bisa menjadi racun.
Menggunakan kacamata hitam: Ini membuat mata lebih tidak sensitif terhadap cahaya dan melindungi mata dari sinar ultraviolet berbahaya yang dapat mempercepat kehilangan penglihatan.
Demikian seluk-beluk retinitis pigmentosa, salah satu penyakit mata yang bisa berujung buta.
HATTA MUARABAGJA
Baca juga : Tes Tonometri, Pemeriksaan Tekanan Bola Mata untuk Mencegah Risiko Gloukoma
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.