Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menggunakan kuku palsu kini dilakukan oleh banyak orang yang ingin terlihat lebih cantik dan mempesona. Namun kuku palsu memiliki risiko kesehatan bagi pemakainya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kuku palsu yang kerap dipakai umumnya terbuat dari bahan akrilik atau gel. Kedua bahan ini digunakan untuk memanjangkan, menebalkan atau mengkokohkan kontur kuku.
Kuku akrilik atau porselen menempel pada dasar kuku alami sehingga bakal mengeras dan membentuk segel setelah aplikasi. Sementara yang berbahan gel lebih diminati karena setelah diaplikasikan tampak lebih alami.
Baik kuku palsu yang berbahan akrilik maupun gel mengandung bahan kimia yang dapat membahayakan kuku alami. Meski gejala yang diakibatkan tidak timbul dalam waktu dekat.
Mengutip laman resmu Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, ners.unair.ac.id, 14 Mei 2021, penggunaan kuku palsu dapat membuat kulit menjadi kemerahan, bengkak, dan rasa nyeri. Selain itu bisa memicu infeksi bakteri, karena terdapat celah antara kuku dan kuku palsu, sehingga timbul ruang untuk bakteri dan jamur berkembang.
Risiko infeksi meningkat jika pemasangan kuku palsu dilakukan di tempat yang kebersihannya tidak terjaga. Penggunaan kuku palsu dapat membuat kuku Anda menjadi tipis, rapuh, dan kering.
Selain itu, pemasangan kuku palsu berbahan gel yang dibantu pengeringannya dengan sinar ultraviolet (UV) bisa menyebabkan kanker kulit jika terlalu lama terpapar. Selain itu, kulit di sekitar kuku bisa jadi lebih tipis karena kerap terpapar bahan kimia yang berasal dari kandungan aseton dalam penghapus cat kuku yang ampuh.
TIKA AYU
Baca juga: