Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Risiko Luka Bakar yang Bisa Fatal Buat Kesehatan Selain Kematian

Luka bakar merupakan penyebab kematian ketiga akibat kecelakaan pada semua kelompok umur.

17 Januari 2025 | 08.45 WIB

Pohon palem terbakar di Sunset Beach di lingkungan Pacific Palisades, barat Los Angeles, California, 7 Januari 2025. Kebakaran lainnya melanda daerah ini pada 2019, menyebabkan setidaknya dua orang terluka. REUTERS/Mike Blake
Perbesar
Pohon palem terbakar di Sunset Beach di lingkungan Pacific Palisades, barat Los Angeles, California, 7 Januari 2025. Kebakaran lainnya melanda daerah ini pada 2019, menyebabkan setidaknya dua orang terluka. REUTERS/Mike Blake

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Luka bakar tidak hanya menyebabkan rasa sakit yang hebat, tetapi juga memiliki berbagai risiko kesehatan yang dapat berdampak jangka panjang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Meskipun kematian adalah salah satu dampak paling ekstrem dari luka bakar yang parah, ada sejumlah risiko besar lainnya yang sering dihadapi oleh korban luka bakar. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

1. Infeksi yang Parah
Dikutip dari Hopkins Medicine, salah satu risiko terbesar akibat luka bakar adalah infeksi. Kulit yang terbakar menghilangkan lapisan pelindung alami tubuh, sehingga membuka jalan bagi bakteri dan mikroorganisme penyebab infeksi untuk memasuki tubuh. Infeksi dapat terjadi dengan cepat dan menyebabkan komplikasi serius, terutama pada luka bakar tingkat ketiga yang menghancurkan lapisan dermis dan epidermis kulit. Infeksi dapat memperburuk kondisi pasien dan memperlambat proses penyembuhan, yang berpotensi memperpanjang waktu rawat inap dan memperburuk kualitas hidup pasien.

2. Deformitas dan Kecacatan Fisik
Luka bakar, terutama yang lebih parah, sering kali meninggalkan bekas luka permanen pada kulit. Bekas luka ini dapat menyebabkan deformitas, terutama jika luka bakar mengenai area-area seperti wajah, tangan, atau kaki. Deformitas yang terjadi akibat luka bakar dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk bergerak, berinteraksi sosial, dan melakukan aktivitas sehari-hari. Bekas luka tebal atau keloid juga dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan gatal yang berkepanjangan, serta meningkatkan stigma sosial terhadap penderita luka bakar.

3. Kehilangan Fungsi Organ atau Kekuatan Tubuh
Seperti yang dikutip dari Cleveland Clinic, pada luka bakar yang sangat parah, selain merusak kulit, dapat terjadi kerusakan pada jaringan tubuh yang lebih dalam seperti otot, tendon, atau bahkan tulang. Pada luka bakar tingkat ketiga atau lebih parah, kehilangan fungsi tubuh yang terlibat bisa sangat signifikan. Misalnya, luka bakar pada tangan atau kaki dapat menyebabkan hilangnya kemampuan untuk menggenggam benda atau berjalan, yang mempengaruhi kualitas hidup dan kemandirian seseorang. Dalam kasus yang ekstrem, amputasi anggota tubuh yang terbakar mungkin diperlukan untuk menghindari infeksi yang lebih luas atau kerusakan lebih lanjut.

4. Gangguan Emosional dan Psikologis
Selain dampak fisik, luka bakar juga dapat memengaruhi kesehatan mental korban. Banyak korban luka bakar mengalami gangguan psikologis seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Pengalaman traumatis dari peristiwa kebakaran yang menyebabkan luka bakar sering kali meninggalkan bekas emosional yang mendalam.

Rasa malu akibat penampilan fisik yang berubah, perasaan tidak berdaya, dan trauma yang terkait dengan kejadian tersebut dapat menyebabkan stres emosional yang berkelanjutan. Proses pemulihan tidak hanya melibatkan penyembuhan fisik, tetapi juga dukungan psikologis untuk membantu pasien mengatasi trauma emosional mereka.

5. Gangguan Pernafasan dan Kerusakan Organ Dalam
Menurut WHO, luka bakar yang terjadi pada area wajah atau saluran pernapasan, seperti saat seseorang terpapar asap atau gas beracun selama kebakaran, dapat menyebabkan kerusakan serius pada saluran pernapasan dan paru-paru. Kerusakan pada saluran pernapasan ini dapat memperburuk pernapasan dan meningkatkan risiko infeksi paru-paru. Selain itu, luka bakar pada area tubuh yang luas dapat menyebabkan syok tubuh yang mempengaruhi organ-organ vital lainnya, seperti ginjal dan jantung, yang dapat berisiko pada kegagalan organ jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

6. Kehilangan Kehidupan Sosial dan Ekonomi
Korban luka bakar parah tidak hanya menderita dari segi fisik dan psikologis, tetapi juga sering menghadapi tantangan besar dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Beberapa individu mungkin harus menjalani proses rehabilitasi yang panjang dan mahal, yang mengharuskan mereka untuk berhenti bekerja untuk waktu yang lama atau bahkan selamanya, tergantung pada tingkat keparahan luka bakar. Kehilangan pekerjaan, serta biaya perawatan medis dan rehabilitasi, dapat membawa dampak finansial yang besar, menambah beban psikologis, dan memperburuk kualitas hidup korban.

7. Proses Penyembuhan yang Lama
Penyembuhan luka bakar adalah proses yang sangat lama dan kompleks, terutama untuk luka bakar yang melibatkan lapisan dalam kulit. Pasien sering harus menjalani perawatan medis yang berkelanjutan, seperti cuci luka, pemberian antibiotik, dan terapi fisik untuk mencegah kontraktur (penyembuhan yang abnormal) pada jaringan yang terbakar. Proses penyembuhan yang lama ini sering disertai rasa sakit yang intens dan keterbatasan fisik yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus