Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Risiko Penyakit Jantung atau Stroke Akibat Mengidap Diabetes

Orang dewasa dengan diabetes memiliki risiko dua kali lebih besar terkena penyakit jantung atau stroke dibandingkan dengan mereka yang tidak mengidap diabetes.

24 Mei 2024 | 11.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit jantung, diabetes, dan penyakit ginjal adalah penyakit kronis yang paling umum terjadi. Ketiganya memiliki kaitan yang erat. Orang dewasa dengan diabetes memiliki risiko dua kali lebih besar terkena penyakit jantung atau stroke dibandingkan dengan mereka yang tidak mengidap diabetes.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2 juga berisiko terkena penyakit ginjal. Ketika fungsi ginjal menurun, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke ginjal, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penyakit jantung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karena keterkaitan ini, tahun lalu American Heart Association memperkenalkan istilah sindrom kardiovaskular-ginjal-metabolik (sindrom CKM) untuk menggambarkan pasien yang memiliki dua atau lebih dari penyakit ini, atau berisiko mengalaminya. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa hampir 90 persen orang dewasa di Amerika menunjukkan beberapa tanda awal kondisi terkait ini.

Walaupun hanya 15 persen orang Amerika yang memenuhi kriteria sindrom CKM stadium lanjut, yang berarti mereka telah didiagnosis dengan diabetes, penyakit jantung, atau penyakit ginjal atau berisiko tinggi terkena penyakit tersebut, angka ini masih “secara astronomis lebih tinggi dari yang diperkirakan,” kata Dr. Rahul Aggarwal, ahli kardiologi di Brigham and Women's Hospital di Boston dan salah satu penulis penelitian ini.

Penelitian menekankan pentingnya memperhatikan faktor risiko penyakit ini sejak dini, termasuk kelebihan lemak tubuh, gula darah yang tidak terkontrol, tekanan darah tinggi, dan kadar kolesterol atau trigliserida yang tinggi.

Siklus Berbahaya

Ginjal, jantung, dan sistem metabolisme (yang membantu memproses makanan menjadi energi dan menjaga kadar gula darah) bekerja erat bersama. Jika ada yang tidak berfungsi dengan baik, dapat menyebabkan masalah pada yang lain. Pada diabetes tipe 2, resistensi insulin adalah perubahan awal yang penting. Ketika tubuh tidak merespons insulin dengan baik, kadar gula darah meningkat.

Seiring waktu, gula darah yang tinggi menyempitkan dan membuat pembuluh darah menjadi kaku, sehingga jantung harus bekerja lebih keras dan tekanan darah meningkat. Tekanan darah tinggi memicu peradangan dalam tubuh, yang bersama dengan resistensi insulin, meningkatkan kadar trigliserida dan kolesterol LDL, berkontribusi pada penumpukan plak di pembuluh darah yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.

Faktor-faktor seperti tekanan darah tinggi, gula darah yang tidak terkontrol, serta kadar trigliserida dan kolesterol LDL yang tinggi juga merusak ginjal. Ketika ginjal berhenti menyaring darah dengan baik, terjadi ketidakseimbangan cairan, hormon, asam, dan garam dalam tubuh, yang dapat memperburuk peradangan dan masalah kardiovaskular serta menyulitkan pengendalian gula darah.

Pencegahan

Mencegah atau mengelola faktor risiko ini dapat membantu menurunkan risiko diabetes, penyakit ginjal, atau masalah jantung. Selama kunjungan kesehatan tahunan, penyedia layanan kesehatan harus memeriksa tekanan darah dan mungkin memerintahkan tes darah untuk mengukur kadar glukosa, kolesterol, dan trigliserida. Kesehatan ginjal dapat dinilai dengan mengukur protein dalam urin atau kreatinin dalam darah. Tes darah lainnya dapat mengukur protein C-reaktif untuk mendeteksi peradangan.

Untuk mengelola kesehatan, perubahan gaya hidup seperti menambahkan lebih banyak serat, buah, dan sayuran ke dalam makanan dapat membantu mengatur gula darah dan menurunkan tekanan darah. Meningkatkan massa otot melalui latihan kekuatan dan berbagai jenis gerakan fisik juga bermanfaat. Para ahli merekomendasikan setidaknya 150 menit aktivitas fisik per minggu.

Dalam beberapa kasus, obat mungkin diperlukan untuk mengelola gula darah tinggi, tekanan darah, atau kolesterol tinggi. Beberapa obat diabetes, seperti Ozempic dan inhibitor SGLT2, juga dapat membantu mengatasi penyakit ginjal dan kardiovaskular.

Meskipun kondisi ini berbeda, pendekatan holistik terhadap diabetes, penyakit jantung, dan penyakit ginjal dapat membantu mencegah komplikasi serius di kemudian hari.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus