Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Memiliki tato di tubuh tentu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi sebagian orang. Namun, tato ternyata berdampak buruk pada kesehatan. Berikut risiko penggunaan tato menurut pennmedicine.org:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Risiko Terkena Kanker
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Umumnya tato dominan dengan warna hitam. Tinta hitam yang dipakai untuk mentato mengandung benzoapyrene yang tinggi. Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC), zat ini tergolong sebagai karsinogen. Selain itu, ketika tato memudar dan mulai kehilangan pigmennya, muncul banyak senyawa penyebab kanker.
2. Risiko Terkena Iritasi Kulit
Tidak semua orang memiliki kulit yang kebal terhadap alergi. Komposisi tinta tato terdiri dari bahan-bahan kimia yang cenderung mengiritasi kulit. Jika Anda memiliki alergi, keputusan untuk bertato perlu dipikirkan ulang atau berkonsultasi dengan ahli.
3. Risiko Tertular Penyakit Menular
Penularan penyakit bisa melalui jarum yang digunakan untuk mentato. Jarum bekas yang digunakan ulang bisa saja meninggalkan bekas darah orang lain. Penggunaan jarum yang bergantian berisiko menularkan penyakit menular seperti hepatitis, HIV, dan tetanus.
4. Risiko Komplikasi MRI
Jika Anda sedang menjalani perawatan medis dan mengharuskan Anda untuk melakukan MRI (Magnetic Resonace Imaging), bertato merupakan pantangan yang harus dihindari. Hal itu disebabkan MRI menghasilkan gambar abu-abu dari organ dan struktur bagian tubuh.
Hasil ini menjadi sulit dibaca ketika tinta masuk dalam gambar. Selain itu, magnet yang ada pada alat prosudur MRI menyebabkan pembengkakan, kemerahan, dan luka bakar pada area yang ditato.
RISMA DAMAYANTI