Sakit Perut Bisa Jadi Gejala 3 Kanker Ini, Waspadalah

TEMPO.CO, Jakarta - Ada 200 jenis kanker yang bisa berkembang di tubuh. Penyakit ini terjadi ketika sel-sel abnormal membelah diri dan menyebar secara tidak terkontrol. Pakar mengingatkan masalah umum pada perut bisa berpotensi gejala kanker yang mematikan. 

Tandanya mungkin bisa dikira penyakit lain sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut. Perut kembung adalah salah satu gejala yang mungkin dikira tanda masalah kesehatan lain. Kembung biasanya berlangsung singkat, bisa disebabkan makan terlalu cepat, menghirup terlalu banyak udara, atau mengonsumsi makanan yang mengandung gas.

Akan tetapi, bila perut kembung tak disebabkan semua masalah di atas dan tak juga reda, periksakan ke dokter. Cancer Research UK mengingatkan kembung mungkin gejala potensial tiga jenis kanker.

Kanker Usus

Dalam beberapa kasus, kembung bisa menjadi gejala kanker usus, jenis kanker nomor empat paling umum di Inggris. Pemicunya sel kanker yang menyumbat usus. Penyakit ini juga bisa menyebabkan rasa sakit dan benjolan di perut. Gejala yang biasa menyertai adalah:

-Kram atau sakit perut
-Sembelit dan susah kentut
-Mual
-Keluar darah dari anus atau darah di kotoran
-Berat badan turun tanpa sebab jelas
-Rasa lelah dan susah bernapas.

Kanker Perut

Cancer Research UK juga mengingatkan kembung bisa disebabkan kanker perut yang sudah semakin parah, saat penyakit sudah menyebar ke jaringan di dalam perut. "Bengkak disebabkan penumpukan cairan yang disebut asites dan bisa membuat baju terasa lebih sempit. Perut terasa kembung. Anda juga mungkin akan mengalami sulit duduk atau bergerak," jelas badan amal itu, dikutip dari Mirror pada 9 Maret 2025.

Gejala lain termasuk:
-Berat badan turun tanpa sebab jelas.
-Kotoran berwarna hitam karena ada darah.
-Mual
-Sakit perut
-Susah menelan
-Merasa lelah.

Kanker Rahim

Menurut Cancer Research UK, gejala penyakit ini cukup rancu. Namun, perut bengkak salah satu gejala umum yang perlu diwaspadai. "Merasa kembung dan ukuran perut membesar yang tak juga berkurang bisa jadi gejala kanker rahim," papar badan amal tersebut.