Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Sebab Masalah Tiroid Lebih Banyak Dialami Perempuan

Masalah tiroid seperti benjolan pada leher lebih sering dialami wanita. Salah satunya karena dipengaruhi hormon estrogen.

16 November 2023 | 21.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi tiroid. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis bedah onkologi I Gusti N Gunawan W menjelaskan masalah tiroid seperti benjolan pada leher lebih sering dialami wanita. Salah satunya karena dipengaruhi hormon estrogen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Benjolan di leher akibat masalah kelenjar tiroid biasanya berada di tengah, akan bergerak ke atas saat pasien menelan, dan belum tentu mengarah pada keganasan atau kanker. Namun, apabila benjolan pada leher akibat tiroid terjadi pada usia ekstrem, misalnya di atas 50 tahun atau di bawah 20 tahun, maka ini bisa merupakan faktor risiko keganasan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Memang lebih banyak terjadi pada wanita. Tapi, kalau sampai terjadi pada laki-laki akan meningkatkan risiko cenderung ke arah keganasan walau tetap harus dibuktikan," katanya, Kamis, 16 November 2023.

Berbicara lebih lanjut mengenai kecurigaan pada keganasan atau kanker tiroid, Gunawan menyebut sejumlah faktor risiko lain seperti riwayat keluarga, riwayat penyinaran jangka panjang di leher, terutama bila benjolannya tumbuh cepat disertai suara serak, sesak, sulit menelan, ada sumbatan jalan napas, atau sudah pernah diobati dengan obat-obatan tapi tetap membesar.

Menurutnya, dokter nantinya akan melakukan pemeriksaan pada benjolan di leher pasien, seperti pemeriksaan fisik. Salah satunya untuk mengetahui keras atau tidaknya benjolan tersebut.

"Kalau nodulnya (benjolan) teraba keras, ada kelenjar getah bening yang menyertai. Kemudian kalau nodulnya berbenjol-benjol, letaknya di tengah, itu meningkatkan risiko keganasan," jelas lulusan Universitas Indonesia itu.

Pemeriksaan laboratorium
Selain pemeriksaan fisik, dokter bisa meminta pasien menjalani pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar hormon tiroid dan lainnya disertai pemeriksaan penunjang seperti USG tiroid. USG tiroid dilakukan mengingat keterbatasan pemeriksaan fisik yang tidak bisa mengetahui ada atau tidaknya benjolan di sisi belakang leher sekaligus untuk memberikan arah diagnostik apakah benjolan jinak atau ganas.

Pemeriksaan lain yang bisa dilakukan termasuk CT-scan, MRI pada kasus-kasus dengan kecurigaan nodul sudah keluar dari bungkus kelenjar tiroid, misalnya sudah mengenai trakea atau saraf.

"Rontgen toraks untuk mencari kemungkinan penyebaran ke paru. Endoskopi pita suara untuk melihat gerakan pita suara biasanya untuk data sebelum dan sesudah operasi," papar Gunawan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus