Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kebiasaan minum minuman beralkohol tak hanya berdampak buruk untuk kesehatan tapi juga penampilan. Orang yang terbiasa minum minuman beralkohol dan jarang olahraga umumnya memiliki perut buncit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Perut buncit karena minuman beralkohol ini kerap disebut 'beer belly'. Lantas bagaimana alkohol bisa memicu perut buncit?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengutip laman Sehatq, minuman beralkohol mengandung kalori yang tinggi dan mengganggu proses pembakaran lemak. Saat alkohol masuk ke dalam tubuh, maka matabolisme akan memecah alkohol dulu sebelum membakar lemak sebagai sumber energi.
Lemak kemudian menumpuk di bagan perut. Itu sebab perut buncit. Lemak yang menumpuk di bagan perut tadi berpotensi meningkatkan risiko penyakit diabetes, hipertensi, hingga penyakit jantung.
Ilustrasi Minuman Beralkohol. REUTERS/Regis Duvignau
Dalam satu kaleng bir misalkan, terkandung 150 kalori. Bayangkan, jika minum beberapa kaleng bir dalam satu waktu. Bir juga biasanya disajikan bersama dengan makanan berkalori tinggi. Kebiasaan seperti ini bisa membuat para penikmat minuman beralkohol mengalami kelebihan berat badan.
Minum minuman beralkohol dalam jumlah banyak juga bisa memicu kecanduan atau substance abuse disorder. Istilah ini kerap digunakan untuk ketergantungan pada obat-obatan terlarang. Namun pada dasarnya, ini adalah istilah untuk ketergantungan terhadap alkohol dan nikotin pada rokok.
Yang penting diketahui adalah tidak semua orang yang sering minum minuman beralkohol adalah pecandu. Sebab ada orang yang menjadi social drinker atau hanya minum minuman beralkohol dalam kondisi tertentu, misalkan ketika berkumpul dengan teman-teman.