Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Sebab Orang Indonesia Kurang Minum Susu Sapi, Ada Kendala Biologis

Rata-rata konsumsi susu di Indonesia sebesar 16,27 kilogram per kapita per tahun. Lebih rendah dari Malaysia, Myanmar, dan Thailand.

13 Januari 2022 | 19.17 WIB

Ilustrasi susu (pixabay.com)
Perbesar
Ilustrasi susu (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Data Badan Pusat Statistik atau BPS pada 2020 menunjukkan jumlah rata-rata konsumsi susu di Indonesia sebesar 16,27 kilogram per kapita per tahun. Angka itu jauh lebih sedikit dibanding rata-rata konsumsi susu Malaysia, Myanmar, dan Thailand.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rata-rata konsumsi susu di Malaysia sebanyak 26,2 kilogram per kapita per tahun, Myanmar kilogram per kapita per tahun, dan Thailand 22,2 kilogram per kapita per tahun. Berbagai sebab rendahnya tingkat konsumsi susu di Indonesia karena kurangnya populasi sapi perah di Indonesia hingga faktor biologis, salah satunya intoleransi laktosa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dokter Ahli Gizi Arif Sabta Aji mengatakan, sekitar 80 persen penduduk Asia mengalami intoleransi laktosa. "Kondisi intoleransi laktosa banyak ditemukan pada populasi Asia, dan Afrika," kata Arif Sabta dalam acara virtual kampanye #BeraniMinumSusu bersama MilkLife bebas laktosa pada Kamis, 13 Januari 2021. Sementara populasi yang relatif tidak mengalami intoleransi laktosa adalah masyarakat di Amerika Selatan, Amerika Utara, Eropa, dan Australia.

Arif Sabta menjelaskan, intoleransi laktosa terjadi karena kekurangan enzim laktase yang diproduksi oleh tubuh untuk membantu mencerna laktosa yang terkandung dalam susu di sistem pencernaan manusia. Gejala intoleransi laktosa adalah merasa tidak nyaman di saluran pencernaan, seperti kembung hingga diare, sekitar 30 menit sampai 2 jam setelah minum susu. "Padahal, nutrisi yang terkandung di dalam susu sapi ini banyak sekali manfaatnya," ujarnya.

Konferensi pers virtual kampanye #BeraniMinumSusu bersama MilkLife bebas laktosa pada Kamis, 13 Januari 2021. Dok. MilkLife

Dalam satu gelas susu, terkandung kalsium, fosfor, vitamin B, vitamin D, dan kalium. Minum susu dapat menambah kekuatan tulang, menjaga kesehatan jantung, meningkatkan masa otot, menurunkan risiko kanker, meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan kadar gula darah, menjaga tekanan darah, meningkatkan energi, mengoptimalkan fungsi otak. Susu juga mampu mencegah depresi, menangkal masalah pada gigi, mempercepat penyembuhan luka, menjaga berat badan, memelihara kesehatan mata, sampai membuat kulit lebih segar.

Chief Executive Officer atau CEO Global Dairi Alami -produsen susu bebas laktosa MilkLife, Ihsan Mulia Putri mengatakan, berangkat dari rendahnya angka konsumsi susu di Indonesia karena intoleransi laktosa, maka perusahaannya mengajak masyarakat minum susu melalui kampanye #BeraniMinumSusu. "Untuk dapat memenuhi kebutuhan susu yang aman bagi lambung, kami menghadirkan susu bebas laktosa melalui proses pengolahan enzimatis atau menambahkan enzim laktase ke dalam susu sapi biasa," katanya.

Enzim laktase ini mestinya diproduksi oleh tubuh untuk memecah laktosa. Laktosa kemudian menjadi dua gula sederhana, yaitu glukosa dan galaktosa. "Inovasi ini memberikan harapan kepada masyarakat yang mengalami intoleransi laktosa untuk tetap dapat menikmati manfaat dan kelezatan susu sapi," katanya.

Baca juga:
Dosis Minum Susu agar Berat Badan Tetap Stabil dan Buat yang Intoleransi Laktosa

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus