Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Sederet Fakta Mata Minus Kerap Dijumpai di Kalangan Generasi Z

Sejumlah penyebab mata minus marak dikalangan Gen Z

22 Oktober 2024 | 16.16 WIB

Lasik merupakan operasi yang bisa menjadi solusi untuk penderita mata minus dan silinder. Lalu, apakah operasi lasik mata ditanggung BPJS Kesehatan? Foto: Canva
Perbesar
Lasik merupakan operasi yang bisa menjadi solusi untuk penderita mata minus dan silinder. Lalu, apakah operasi lasik mata ditanggung BPJS Kesehatan? Foto: Canva

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mata minus atau Mopia belakang ini kerap dijumpai di kalangan generasi Z. Hal ini tak lepas dari getolnya mereka menatap layar gadget. Berdasarkan laporan Dailymail, sebesar 46 persen penderita mata minus atau rabun jauh di Inggris selama 30 tahun terakhir. Bahkan, sekitar sepertiga penduduk Inggris menderita miopia, umum terjadi pada anak-anak.

Mata minus sendiri membuat seseorang tidak bisa fokus pada objek yang jauh atau menyebabkan objek tampak buram. Miopia terjadi ketika bola mata anak terlalu panjang dari depan ke belakang atau ketika kornea melengkung terlalu curam. Ini menyebabkan cahaya yang masuk ke mata jatuh di depan retina, membuat objek yang jauh tampak buram sementara objek yang dekat terlihat jelas. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut fakta terkait mata minus di kalangan generasi Z.

1. Dipicu menatap layar yang berlebihan

Dikutip dari Dailymail, waktu menatap layar yang berlebihan di kalangan Gen Z menyebabkan kehilangan cahaya alami yang penting selama pembentukan diri. Kondisi ini dalam jangka panjang berpotensi membawa bencana pada penglihatan mereka. Ahli bedah mata terkenal di dunia, Dr. Joern Jorgensen, mengatakan anak-anak yang menghabiskan waktu di dalam rumah menyebabkan tidak mendapatkan cukup dopamine,  yang merusak mata mereka.

2. Menatap layar terlalu dekat

Mata minus dikalangan Gen Z disebabkan menatap layar dengan Jarak dekat. Beberapa inci layar dari wajah menyebabkan mata berkedip lebih sedikit dan melakukan kompensasi berlebihan saat fokus berjam-jam menatap layar. Dr Irfan Jeeva, dari Rumah Sakit Pinderfields di Wakefield, West Yorkshire, mengatakan hal inilah yang menyebabkan banyak anak muda membutuhkan kacamata.

3. Miopia dapat bertambah parah

Miopia dapat terjadi pada orang dewasa, tetapi biasanya dimulai pada anak-anak berusia enam hingga 13 tahun. Tak hanya itu, Miopia dapat bertambah parah hingga mata berhenti tumbuh pada usia sekitar 20 tahun. Penelitian menunjukkan, kasus miopia parah pada orang muda meningkatkan risiko mereka terkena degenerasi makula hingga 41 persen. Degenerasi macula sendiri merupakan penyebab utama kebutaan.  

4. Disebabkan membaca buku

Para peneliti di University College London (UCL) menduga membaca buku, terutama saat kuliah menjadi penyebab Minus dikalangan Gen Z. Para ilmuwan di UCL juga melihat lonjakan kasus terbesar terjadi di kalangan orang dewasa dan mereka yang berprestasi akademis tertinggi.

5. Jarang melakukan aktivitas di luar ruangan

Menurut beberapa penelitian kebiasaan jarang melakukan aktivitas di luar ruangan dapat juga menimbulkan gangguan penglihatan. Sebab tingkat cahaya di dalam dan luar ruangan berbeda sehingga berpengaruh pada kesehatan mata. Cahaya dalam ruangan yang lebih gelap bisa membuat mata lama-lama lelah dan menurun kemampuannya untuk menangkap cahaya.

KHUMAR MAHENDRA | S. DIAN ANDRYANTO | WINDA OKTAVIA | DAILYMAIL

Pilihan editor: Mengapa Millenial dan Gen Z Beralih dari Google?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus