Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kanker paru merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia dan paling banyak terjadi pada pria. Untuk kasus di Indonesia, Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) 2020, ditemukan jumlah kasus baru kanker paru menempati urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker serviks.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Spesialis paru dan pernapasan dr. Ida Ayu Jasminarti Dwi Kusumawardani mengingatkan sejumlah faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya kanker paru, termasuk merokok dan polusi udara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Untuk sampai terjadi kanker, ada beberapa hal dari diri sendiri dan lingkungan. Jadi, ada pajanan dari luar dan memang dari diri sendiri punya cikal bakal atau bakat," kata Ayu.
Faktor risiko kanker
Dokter di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah di Denpasar, Bali, itu menjelaskan ada beberapa faktor risiko yang dapat mempengaruhi timbulnya kanker paru. Salah satunya rokok yang mengandung berbagai zat berbahaya. Konsistensi aktivitas merokok atau menghirup asap rokok secara pasif yang disertai kerentanan dari masing-masing individu dapat membuat sel-sel tumbuh cepat dan menyebar ke organ paru-paru.
Ayu menjelaskan faktor risiko lain yang dapat menyebabkan kanker paru misalnya polusi udara dan interaksi dengan zat kimia yang merupakan karsinogenik atau pemicu pertumbuhan sel kanker.
"Riwayat kanker di dalam keluarga juga merupakan faktor risiko yang harus kita waspadai juga. Artinya, dia memang memiliki bakat atau gen tertentu di dalam tubuhnya yang mempermudah terjadinya kanker apabila terkena faktor risiko," jelasnya.