Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Batuk berdahak memang mengganggu. Rasa mengganjal di tenggorokan membuat tak nyaman. Belum lagi saat batuk menyerang di malam hari. Tidur pun jadi terganggu. Lantas, bagaimanakah dahak dapat terbentuk?
Mengutip dari medicalnewstoday.com, dahak atau lendir adalah cairan yang diproduksi tubuh untuk melapisi area lembab, seperti mata, mulut, hidung, paru-paru, tenggorokan, perut, usus, hingga organ reproduksi.
Dahak dan lendir memiliki perbedaan yang cukup tipis. Lendir diproduksi oleh saluran udara bagian bawah sebagai respons terhadap peradangan, sedangkan ketika kelebihan lendir itu terbatuk, itu disebut sebagai dahak.
Kebanyakan orang hanya memperhatikan lendir ketika mereka sakit, terpapar alergen atau iritasi di udara. Tetapi kelenjar di sejumlah area tersebut membuat lendir terus-menerus, hingga mengeluarkan sekitar 1-2 liter setiap hari.
Baca : Kenali 6 Penyebab Batuk Berdahak Pada Bayi
Lendir dapat melindungi sistem pernapasan. Fungsinya melumasi dan menyaring kotoran yang masuk ke paru-paru. Dahak diproduksi oleh selaput lendir yang mengalir dari hidung ke paru-paru.
Setiap kali menarik napas, alergen, virus, debu, dan kotoran lainnya akan menempel pada lendir di tenggorokan. Tapi terkadang, tubuh bisa menghasilkan terlalu banyak lendir. Sehingga tenggorokan harus sering dibersihkan.
Seseorang mungkin berpikir bahwa tubuh mereka hanya membuat lendir sebagai respons terhadap penyakit, alergen, atau iritasi. Namun sebenarnya tubuh selalu memproduksi lendir yang sangat penting untuk beberapa organ dan kekebalan tubuh.
Proses Terbentuknya Dahak
Baca : Mendorong Lendir Meluncur ke Luar
Masih menurut laman medicalnewstoday.com, dahak terbentuk dari air, tetapi juga mengandung protein penting. Sel-sel yang membuat lendir juga menghasilkan molekul yang mendukung fungsi kekebalan, dan ini menjadi tergabung ke dalam lendir.
Molekul-molekul dalam lendir meliputi molekul antimikroba, molekul modulasi kekebalan, hingga molekul pelindung. Kemudian tentang bagaimana tubuh membuat lendir, menurut healthline.com, ada beberapa kondisi kesehatan yang bisa memicu produksi lendir berlebih. Antara lain :
- Refluks asam
- Alergi
- Asma
- Infeksi, seperti flu biasa
- Penyakit paru-paru, seperti bronkitis kronis, pneumonia, cystic fibrosisatau CF, dan COPD (chronic obstructive pulmonary disease)
Produksi lendir yang berlebihan juga dapat disebabkan oleh faktor gaya hidup dan lingkungan tertentu, seperti:
- Lingkungan dalam ruangan yang kering
- Konsumsi air dan cairan lain yang rendah
- Konsumsi cairan yang tinggi yang dapat menyebabkan kehilangan cairan, seperti kopi, teh, dan alkohol
- Obat-obatan tertentu
- Merokok
Jika Dahak Berlebih
Jika produksi lendir berlebihan dan mengakibatkan paru-paru tidak nyaman, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis untuk dirawat.
Beberapa langkah perawatan diri yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi lendir, seperti:
- Berkumurlah dengan air garam hangat. Obat rumahan ini dapat membantu membersihkan lendir dari bagian belakang tenggorokan dan dapat membantu membunuh kuman.
- Melembabkan udara. Sebab kelembaban di udara dapat membantu mengencerkan lendir.
- Tetap terhidrasi. Minum cukup cairan, terutama air, dapat membantu melonggarkan kemacetan dan membantu aliran lendir Anda. Cairan hangat bisa efektif tetapi hindari minuman berkafein.
- Berbaring dapat membuat lendir terkumpul di bagian belakang tenggorokan.
- Hindari dekongestan. Meskipun dekongestan mengeringkan sekret, mereka mungkin membuat lebih sulit untuk mengurangi lendir.
- Hindari iritasi, wewangian, bahan kimia, dan polusi. Ini dapat mengiritasi selaput lendir, menandakan tubuh untuk memproduksi lebih banyak lendir.
- Jika merokok, cobalah untuk berhenti. Berhenti merokok sangat membantu, terutama dengan penyakit paru-paru kronis seperti asma atau COPD.
Penting Diperhatikan
Yang terakhir dan tidak kalah penting, segeralah untuk membuat janji dengan dokter jika memiliki gejala-gejala berikut:
- Kelebihan lendir telah timbul selama lebih dari 4 minggu.
- Lendir menjadi semakin kental.
- Lendir bertambah volumenya atau berubah warna.
- Merasa demam.
- Mengalami nyeri dada.
- Mengalami sesak nafas.
- Muncul batuk darah.
- Mengalami mengi (suara siulan bernada tinggi ketika bernapas)
DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini