Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Setelah Terbentur, Gadis Ini Kehilangan Indera Perasa dan Pencium

Setelah terjatuh dan mengalami cedera kepala, Olly pulih dari gegar otak. Tapi ia kehilangan indera perasa dan pencium. Intip kisahnya.

16 Juni 2019 | 07.06 WIB

Olly Jonker, perempuan yang kehilangan idera perasa dan pensium setelah cedera kepala (Instagram @ollyspantry)
Perbesar
Olly Jonker, perempuan yang kehilangan idera perasa dan pensium setelah cedera kepala (Instagram @ollyspantry)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Olly Jonker, 28 tahun, punya hobi memasak. Wanita asal skotlandia ini sering mengunggah hasil masakannya di Instagram, sungguh menggugah selera. Tapi siapa sangka, masakan itu dibuat Olly yang sebenarnya tidak memiliki indera perasa dan pencium.

Baca juga: Sel Lidah Anda Bisa Mencium? Simak Penelitian Terbaru Ini

Kondisi yang dikenal sebagai anosmia ini dialami Olly setelah ia mengalami cedera kepala akibat terbentur, sepulang dari sebuah acara malam di kampusnya, tujuh tahun lalu. Ia mengaku kebanyakan minum dan terjatuh. Ia baru sadar ketika berada di rumah sakit. Awalnya ia didiagnosis gegar otak, tapi setelah pulih ia baru sadar bahwa tidak bisa mencium aroma dan merasakan makanan dengan baik.

Indra penciuman dan perasa sering kali diremehkan orang. Padahal, kehilangan kedua indra ini begitu mempengaruhi emosional Olly. “Anda tidak dapat menikmati makanan atau mencium hal-hal yang sangat menyenangkan. Saya tidak akan pernah mencium rumput yang baru dipotong, seprai bersih, masakan roti atau aroma parfum nenek saya dan itu sulit untuk ditangani secara emosional,” kata dia seperti dikutip Metro.uk Jumat, 14 Juni 2019. 

Olly pernah ke seorang dokter untuk mengatasi kondisi ini. Setelah menceritakan kejadiannya, dokter itu tidak percaya. Menurut sang dokter, benturan di belakang kepala tidak akan mempengaruhi indra, karena bagian itu dikontrol oleh otak depan.

Tapi akhirnya ia bertemu seorang dokter spesialis yang menemukan jaringan parut di bagian depan otak. Dan menurut dokter, kondisi ini tidak bisa diperbaiki.  

Kini, Olly berjuang untuk bisa mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Sebab, ia merasa tidak bisa menikmati makanan-makanan tersebut. Selama ini ia lebih banyak mengonsumsi roti dan sereal karena kedua makanan itu tidak merepotkan.

Tapi bukan berarti ia benar-benar tidak bisa menikmati segala sesuatu yang terkait makanan. Menurut dia, makanan bukan hanya tentang rasa, tapi juga kepuasan ketika ia berhasil membuatnya terlihat menawan lalu mengunggahnya ke dunia. Ia juga masih datang ke restoran dan menikmati suasananya.  

Baca juga: Penciuman Masih Peka? Artinya Otak Sehat, Begini Penelitiannya

Para ahli belum mengetahui betul penyebab utama anosmia ini. Tapi, menurut Fifth Sense UK, sekitar 15 persen orang dengan anosmia disebabkan trauma kepala seperti Olly, 25 persen karena penyakit sinus, 20 persen karena infeksi pernapasan, dan 25 persen lagi tidak diketahui penyebabnya. Dan, sekitar 1 persen orang di dunia terlahir dengan kondisi ini. 

METRO.UK | INSTAGRAM 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus