Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Siap Jadi Kota Randang, Payakumbuh Miliki 37 Industri Rendang

Untuk mewujudkan kota sentral rendang, Payakumbuh memiliki 37 Industri Kecil dan Menengah rendang dengan produksi per hari 1.147 kilogram.

18 Desember 2018 | 13.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini tercatat Kota Payakumbuh memiliki 37 Industri Kecil dan Menengah (IKM) rendang yang sudah berproduksi untuk mewujudkan branding Payakumbuh City of Randang.

"Keberadaan IKM rendang didominasi di Kecamatan Lamposi Tigo Nagari (Latina) sebesar 40,5 persen, diikuti oleh Payakumbuh Barat sebesar 27 persen dan Payakumbuh Utara sebesar 16 persen," kata  Wali Kota Payakumbuh, Riza Falepi, Senin (17/12) usai sidang Paripurna HUT Kota Payakumbuh di gedung DPRD Payakumbuh.

Rata-rata produksi setiap IKM mampu menghasilkan 31 Kg rendang per hari, jika dikalkulasikan seluruhnya bisa menghasilkan 1.147 Kg dalam satu hari. "Jumlah ini dirasa cukup menjadi modal awal bagi Pemkot Payakumbuh untuk serius menjadikan Payakumbuh sebagai Kota Randang," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rendang daging suir Payakumbuh. TEMPO/Febrianti

Dalam mewujudkan sentral randang, Pemkot Payakumbuh juga sudah mendatangkan teknologi retouch untuk menjaga kualitas Randang tetap stabil yang didukung BPPOM Padang dan Batan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dengan demikian, untuk membuka jalan sebagai sentral randang diprediksi tinggal menghitung hari lagi. Payakumbuh akan dijadikan tempat untuk menampung, memproduksi dan memasarkan randang untuk kebutuhan dalam maupun luar negeri," ujar Riza.

Menurutnya, peralihan dari Kota Batiah menjadi Kota Randang karena rendang dinilai lebih memiliki dampak ekonomi yang lebih besar terhadap perekonomian Payakumbuh dibandingkan dengan batiah atau rengginang disebutnya di Pulau Jawa.

"Kita sangat yakin ikon randang akan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Payakumbuh serta menyelamatkan randang dari klaim negara luar dan randang diterima oleh lidah semua orang, inilah yang mendorong saya untuk serius mengubah Payakumbuh dari Kota Batiah menjadi Kota Randang,” katanya.

Bahkan dalam tahap promosi dan persiapan saat ini, permintaan rendang sudah datang dari beberapa negara di belahan dunia ini, seperti halnya pengusaha dari Timur Tengah, Eropa dan Amerika.

Ia menjelaskan rendang diproyeksikan menjadi brand yang hadir di seluruh pelosok dunia, tidak hanya menjadi sebuah objek jual beli yang berskala rumah makan di Sumbar tetapi sudah menjadi komiditi utama ekspor Payakumbuh.

Baca Juga: Liburan Akhir Tahun, Ada 5 Tawaran Wisata Menarik dari Payakumbuh

“Sebenarnya saya sudah tidak sabar untuk mendeklarasikan diri sebagai Kota Randang. Seluruhnya sudah siap dan hampir rampung. Tinggal beberapa hal yang perlu dievaluasi agar pada aksinya nanti, tidak ada yang dikecewakan,” jelasnya.

Riza meminta seluruh unsur eksekutif, legislatif, Forkopimda dan masyarakat Payakumbuh untuk mendukung rencana Payakumbuh City Of Randang ini. Jika rencana ini sukses, diprediksi peningkatan ekonomi akan meningkat di atas 20 persen.

“Jika sudah menjadi Payakumbuh City Of Randang saya prediksi bisa meningkat ke angka 20 persen ke atas. Angka ini sangat mungkin karena pendapatan setiap masyarakat Kota Payakumbuh akan meningkat sekitar 50 persen,” katanya. 

ANTARA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus